Kelompok 8 (Alpukat)
Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian
masyarakat ada yang cenderung beranggapan bahwa hakikat politik adalah
kekuasaan. Para politikus kemudian pandang sebagai orang yang pandai membohongi
rakyat supaya kekuasaan yang ada padanya tidak lepas atau hilang. Sebagian lain
mengatakan bahwa kekuasaan sebenarnya adalah amanat dari yang maha kuasa. Oleh
karena itu berpolitik adalah pekerjaan yang selayaknya didasari keikhlasan
dalam penghambaan yang tulus kepada yang maha kuasa. Politik walaupun harus
dikaitkan dengan kekuasaan, tidak harus bersifat kotor tetapi justru suci demi
mengatur atau menyelenggarakan tatanan yang adi demi kebaikan umat manusia.
Kekuasaan tanpa tatanan yang adil pasti akan bersifat buas yang karenanya tidak
akan memberikan manfaat apa-apa bagi kehidupan manusia, tetapi justru menimbulkan
kerusakan.
Pandangan
diatas mewakili persepsi yang berbeda tentang kekuasaan yang tumbuh dalam
masyarakat kita, atau mungkin juga masyarakat yang lain juga dimanapun.
Selanjutnya, ketika kekuasaan diimplementasikan dalam kehidupan nyata
(bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, dalam pergaulan antar bangsa).
maka
pilihan-pilihan harus ditentukan baik ketika menentukan sikap, mengeluarkan
pernyataan, melakukan tindakan, atau menyusun kebijakan. Dari sini model
dibutuhkan, setidaknya sekedar untuk memahami realitas dari implementasi
kekuasaan yang ada. Tulisan ini mencoba membahas model-model kekuasaan yang
ada, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, dengan ilustrasi dalam
konteks keindonesiaan, guna memperoleh pemahaman tentang kecenderungan pola
implementasi kekuasaan pada masyarakat kita.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan
definisi dari kekuasaan
2. Jelaskan
sumber-sumber kekuasaan menurut french dan raven
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami
tentang kekuasaan serta sumber-sumber kekuasaannya.
BAB
II
TEORI
A. Definisi Kekuasaan
kekuasaan
atau power berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau merubah orang
atau situasi. Kekuasaan dapat berkonotasi positif maupun negatif Secara umum
dapat dikatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang memiliki kekuasaan itu.
Secara
lebih lengkap, beberapa pengertian lain dari kekuasaan yang diungkapkan para
ahli politik, sebagaimana diinventarisir oleh Budiardjo (1994 : 92-94) antara
lain sebagai berikut :
a.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam
hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan,
dan apapun dasar kemauan ini (Max Weber, Wirtschaft und Gesselschaft, 1992).
b.
Kekuasaan adalah kemungkinan untuk
membatasi alternatif-alternatif bertindak dari seseorang atau suatu kelompok
sesuai dengan tujuan dari pihak pertama (van Doorn, Sociologische Begrippen en
Problemen rond het Verschijnsel Macht, 1957).
c.
Kekuasaan adalah kemampuan dari pelaku
untuk menetapkan secara mutlak atau mengubah (seluruhnya atau sebagian)
alternatif-alternatif bertindak atau memilih, yang tersedia bagi pelaku-pelaku
lain (Mokken, Power and Influence as Political Phenomena, 1976).
d.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
menyebabkan kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif
melaksanakan kewajiban-kewajiban yang mengikat. Kewajiban dianggap sah sejauh
menyangkut tujuan-tujuan kolektif, dan jika ada perlawanan, maka pemaksaan
melalui sanksi-sanksi negatif dianggap wajar -- terlepas dari siapa yang melaksanakan
pemaksaan itu (Talcott Parsons, The Distribution of Power in America Society,
1957).
Dalam setiap kajian
mengenai konsep kekuasaan, terdapat suatu fenomena yang unik dimana kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain seringkali tidak
disertai dengan kewibawaan, sehingga tingkat ketaatan dan kepatuhan seseorang
sering 3 tidak dilandasi oleh kesadaran secara suka rela melainkan karena
pemaksaan oleh instrumen atau alat-alat kekuasaan. Selanjutnya, jika pembahasan
telah memasuki dimensi ketaatan atau ketertundukan seseorang atau kelompok
terhadap orang atau kelompok lain, menjadi mutlak untuk diketahui tentang
authority (otoritas, kewenangan) dan legitimacy (keabsahan), dua konsep yang
tidak pernah bisa dilepaskan dari konsep kekuasaan.
B. Sumber-sumber kekuasaan menurut
French dan Raven
Menurut
French dan Raven (Gary A Yukl, 1994) mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
1. Kekuasaan
Ganjaran
Merupakan suatu kekuasan yang
diadasarkan atas pemberian harapan, pujian,penghargan atau pendapatan bagi
terpenuhinya permintaan seseorang pemimpinterhadap bawahannya
2. Kekuasaan
Paksaan
Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan
atas rasa takut, seorang pengikut merasabahwa kegagalan memenuhi permintaan
seorang pemimpin dapat menyebabkandijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman
3. Kekuasaan
Legal
Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh
secara sah karena posisi seseorang dalamkelompok atau hirarhi keorganisasian.
4. Kekuasaan
Keahlian
Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas
ketrampilan khusus, keahlian ataupengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana
para pengikutnya menganggapbahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan
yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5. Kekuasaan
Acuan
Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan
atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra
pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara
populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yangtinggi dapat
meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukansesuatu, pemimpin
yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku orang lain dalam arah yang diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan
kapasitas absolut seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap
seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Leavitt, J Harold.
1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga
Budiardjo, Miriam.
2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Pawito, DwiTiyanto, dan
Prahastiwi Utari. 2003. Tinjauan Teoritik
Model-Model Kekuasaan. Jurnal Masyarakat dan Budaya. VOL 5 No 2 Tahun 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar