Selasa, 17 November 2015

Review Film Top Secret (The Billionaire)

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06



Review Film
Judul   : Top Secret: The Billionaire.
Durasi film  : 124 menit.
Gendre film  : Drama.
Tahun terbit  : 20 Oktober 2011.
Asal film  : Thailand.
Sutradara  : Songyos Sugmakanan.
Produser : Jira Maligool, Chen ChonneeSoonthornsaratul,
Suvimoon Techasupinun, Vannidee Pongsitisak,
Radeenapis Kosiyachinda. 
Produser eksekutif : Pai Boon Damrongchaithan, Boogaba Daoruang,         
Visute Poolrakas, Jina Ososilp.
Editor : Sasikan Suranasuthi.
Produksi  : GMM Thai Hub.
Naskah/skenario : Nawapol Tumrongrattanarit.
Penyunting gambar : Niramon Ross.
Ilustrasi   : Phairot Siriwath.
Penata musik  : Terdsak Junpan. 
Penata rias   :Kanung Damkaow.
Penata busana  : Wasana Bencachat.
Lagu tema  : Saeng Sudthay/The Last Night.
Penyanyi  : Body Slam.

The Billionaire, juga dikenal sebagai Top Secret: Wai Roon Pan Lan, adalah sebuah film biografi Thai dirilis oleh GMM Thai Hub. Hal ini disutradarai oleh Songyos Sugmakanan dan bintang Pachara Chirathivat, Somboonsuk Niyomsiri (Piak Poster) dan Walanlak Kumsuwan. Film ini menceritakan kisah Top Itthipat Kulapongvanich, bagaimana dia memuali bisnisnya dan pada usia sembilan belas tahun putus dari universitas untuk memulai bisnis rumput laut goreng kemasan.Sekarang ‘Tao Kae Noi Food & Marketing’pioner rumput laut kemasan di Thailand dan Top menjadi salah satu milyarder termuda Thailand. Film ini dirilis pada tanggal 20 Oktober 2011 di Thailand, di mana ia meraup 38.796.264 baht.
Dalam film tersebut, Top Ittipat adalah seorang pemuda Thailand, usianya baru 16 tahun duduk di bangku SMA dan dia sangat kecanduan bermain game online. Dia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Pada awal pertama kali dia mengenal kegiatan bisnis/jual beli adalah pada saat dia sedang bermain game online, seseorang yang bernama Jack ingin membeli senjata kepada TOP. Awalnya TOP tidak ingin menjual senjatanya, namun setelah ditawari akan diberi uang sebesar 30 Bath, akhirnya TOP berani untuk menjualnya.
Dari penjualan senjatanya itulah, dia semakin lama semakin meraup keuntungan yang cukup besar sampai dia pun mampu membeli sebuah mobil. Ia mulai melakukan sebuah bisnis dari situ, Namun, kedua orang tua TOP tidak setuju akan apa yang dilakukan oleh TOP mengenai perdagangan senjata game online. Saat orang tua TOP mengetahui bahwa anaknya tidak diterima di Universitas Negeri, orang tuanya pun semakin geram dengan kelakuan TOP yang seakan-akan tidak menghiraukan pendidikannya.
Suatu ketika, akun game online tersebut dihapus oleh admin game online tersebut karena telah dianggap menyalahgunakan kepentingan komersial, dia pun bingung bagaimana untuk mendapatkan uang lagi seperti sebelumnya untuk biaya masuk Universitas. Kemudian Top memulai bisnis kembali dengan berjualan DVD Player.Dia membeli 50 unit DVD player, namun setelah dicoba ternyata DVD tersebut rusak karena DVD bajakan.Top membawa kembali semua DVD tersebut ke toko tempat dia membeli dengan niat mengembalikannya, namun barang tidak dapat dikembalikan.
Saat meminta ganti rugi ke pedagang yang menjual barang tersebut, Top malah mendapat pernyataan yang menyalahkan dirinya kenapa membeli barang bajakan sehingga tidak ada garansi.
Orang tuanya terus menerus menuntutnya untuk kuliah. Top mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tapi ia tidak lulus sehingga mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Ayahnya bersikukuh tidak akan membiayainya jika ia kuliah di PTS dengan alasan biayanya lebih mahal dibanding PTN. Meskipun sama-sama kecewa terhadap Top, ibu Top membujuk ayah untuk tetap membiayai kuliah anaknya meskipun di PTS dengan alasan pendidikan merupakan hal yang penting (awalnya saya kira ibunya Top akan sama-sama tidak peduli kepada Top ternyata film ini menggambarkan betapa pintu maaf ibu lebih terbuka dibandingkan ayah). Akhirnya ayahnya pun luluh dan memberikan uang kepada Top untuk membayar biaya kuliah di PTS. Top tidak menerima uang tersebut dan membayar uang kuliah dengan menjual jimat ayahnya yang telah ia curi.
Meskipun sudah mengenyam bangku kuliah tapi ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pergi ke luar dan mencari ide bisnis. Pada suatu hari ia mengunjungi sebuah food expo. Di sana terdapat berbagai macam alat pabrik yang dapat memproduksi makanan dengan lebih cepat. Ia akhirnya tertarik dengan mesin untuk memasak kacang. Karena ia tidak sanggup membelinya ia kemudian menyewa mesin tersebut. Sebelum memulai bisnis kacang, ia mencari tahu bagaimana pedagang kacang mengolah kacang tersebut. Mulai dari bagaimana cara membedakan kacang yang jelek dengan yang bagus, bagaimana cara memasaknya, dan bagaimana mengolah kacang agar menghasilkan rasa yang enak. Saat ia sudah menemukan bagaimana cara menghasilkan kacang yang enak, ia lalu membeli kacang dan mengolahnya sendiri di rumah. Setelah itu ia meminta paman, ibu, dan ayahnya untuk mencoba kacang buatannya. Ternyata ketiganya mengatakan bahwa kacang tersebut rasanya enak. Bahkan tamu ayahnya mengira kacang yang dihidangkan padanya merupakan kacang dari pasar. Ayahnya Top kemudian memberi tahu tamu tersebut bahwa kacang itu merupakan buatan anaknya karena anaknya sangat berambisi untuk menjadi pengusaha muda.
Top dan pamannya mulai memasarkan kacang hasil olahannya di sebuah mall. Pada awal pembukaan tokonya, Top hanya mempunyai sedikit pembeli.
Saat itu ia mencari sendiri apa yang menyebabkan tokonya sepi pelanggan dan akhirnya ia menyadari bahwa lokasi tokonya itu kurang strategis. Ia pun meminta perpindahan lokasi. Setelah lokasi bisnisnya pindah, omsetnya naik dan sampai membuka cabang baru di mall tersebut.
Saat omset bisnis kacang sedang naik timbul masalah. Pihak pengelola mall ingin membatalkan kontrak karena kacang yang dibuatnya menghasilkan asap yang mengotori atap mall. Top meminta pengelola mall untuk memberinya waktu untuk membersihkan atap tersebut. Pengelola mall pun memberinya waktu 1 hari untuk membersihkan atap tersebut. Top baru bisa membersihkan atap tersebut malam hari, saat semua pemilik toko pulang karena saat pagi dan siang cat yang dia gunakan untuk membersihkan atap mengotori pedagang yang lain.
Saat dia sedang membersihkan atap datanglah satpam yang mengatakan padanya bahwa waktu yang diberikan padanya sudah habis. Top memberikan uang sogokan kepada satpam tersebut. Di luar dugaan ternyata satpam tersebut malah meminta ibu Top (saat itu ibunya menemaninya) untuk mengajarkan anaknya tentang arti jujur dan tanggung jawab. Akhirnya Top meninggalkan mall tersebut dengan hati yang kecewa karena tidak bisa menyelesaikan target pekerjaannya.
Saat bisnis kacangnya sedang naik Top pernah meninggalkan kelas ketika ujian berlangsung. Teman Top sudah menyarankan padanya untuk datang ke kampus dan memberikan penjelasan atas perilakunya tapi Top tetap fokus pada bisnis kacangnya dan tidak mempedulikan ucapan temannya. Karena itulah Top dikeluarkan dari kampus.
Top sempat kehilangan arah saat bisnis kacangnya jatuh. Ibu dan ayahnya mengajak Top untuk pindah ke Cina karena di Thailand mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi (saat itu ayah Top terlilit hutang). Top sempat berpikir untuk ikut ke Cina tapi kemudian ia berubah pikiran dan mengatakan pada orang tuanya bahwa ia akan bekerja keras dan akan membuat orang tuanya kembali ke Thailand.
Di tengah kebimbangan karena bisnis kacangnya jatuh, Top harus menerima kenyataan bahwa rumah yang ia tinggali dalam proses penyitaan bank. Saat keluar rumah Top bertemu dengan pacarnya yang tiba-tiba menamparnya karena merasa Top menghilang tanpa kabar. Untuk menghibur Top, pacarnya mengajak Top membeli mie kepiting. Saat dalam perjalanan pacarnya memberikan cemilan rumput laut yang dibelinya di tempat yang jauh. Top kemudian bertanya “Kenapa harus membeli sejauh itu? Apakah di sini tidak ada yang menjualnya?”. Pacarnya mengatakan kalau makanan tersebut tidak dijual di sini. Saat mencoba cemilan rumput laut itu ia menemukan ide untuk berbisnis cemilan rumput laut.
Awalnya ia membeli rumput laut mentah kemudian menggorengnya tapi ia memiliki kesulitan untuk mengawetkannya karena makanan tersebut hanya bertahan 3 hari. Kesulitan yang dihadapinya kali ini lebih banyak dibandingkan saat memulai bisnis kacang karena tidak ada orang yang bisa ia tanya bagaimana cara mengolah rumput laut menjadi cemilan yang enak dan awet.
Masalah cara mengawetkan rumput laut berhasil ia pecahkan dengan  bertanya kepada dekan fakultas ilmu dan teknologi pangan. Awalnya dosen tersebut tidak responsif terhadap Top tapi karena Top menceritakan keadaannya kepada dosen tersebut maka dosen tersebut merasa iba sampai-sampai mengeluarkan air mata. Dosen tersebut memberi tahu Top bagaimana cara agar rumput lautnya bisa tahan lama.
Masalah lain yang belum terpecahkan adalah bagaimana menghasilkan cemilan rumput laut yang enak. Top kemudian membeli banyak rumput laut dan mencoba memasak rumput laut itu dengan pamannya. Sampai pada kardus terakhir paman Top belum menghasilkan cemilan rumput laut yang enak. “Apalagi yang akan kita lakukan Top, rumput lautnya sudah hampir habis?”. “Aku akan membelinya lagi”. Top kemudian membeli lagi rumput laut dengan menggunakan uang hasil penjualan komputer yang ada di rumahnya (di rumah Top terdapat banyak komputer karena dulu ia sangat menggandrungi game online).
Pada malam hari Top baru sampai di rumah. Saat masuk ke rumah, keadaan rumah gelap  karena lampu belum dinyalakan. Top memanggil pamannya tapi tak kunjung ada jawaban. Saat melihat ke dapur ternyata pamannya jatuh dan terdapat darah di sekitar kepalanya. Top kemudian membawa pamannya ke rumah sakit.
Pagi harinya Top mencoba memasak rumput laut yang telah dibelinya. Top tak kunjung berhasil menghasilkan cemilan rumput laut yang enak sampai persediaannya habis. Ketika melihat ke lantai dapur ada satu bungkus rumput laut yang sudah lembab karena terkena air hujan. Ia kemudian mencoba memasak rumput laut tersebut dan ternyata rumput laut tersebut lebih gurih dibandingkan rumput laut yang dimasak sebelumnya.
Setelah itu Top kembali menyewa tempat di mall untuk berjualan cemilan rumput laut. Respon yang diberikan pengunjung mall sangat baik. Top yakin bahwa dirinya bisa menghasilkan uang 1 juta bath/tahun (sekitar 370 juta).
Top mendapat telpon dari ibunya yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya dan memintanya untuk menjaga kesehatan. Ibu kemudian meminta Top untuk berbicara dengan ayahnya. “Top semester ini kamu harus belajar dengan keras, semester depan kamu bisa pindah ke sini (Cina) dan ayah sudah membelikan tiketnya”. Top kemudian bertanya kepada ayahnya berapa jumlah hutang ayahnya. Ayahnya menjawab 40 juta bath (sekitar 14,8 milyar). Seketika itu Top merasa keberhasilan yang ia capai saat ini hanya seperti debu yang tidak ada artinya.
Top mendengarkan beberapa kaset hasil rekaman temannya saat ia tidak masuk kuliah (ketika tidak masuk kuliah Top meminta temannya untuk merekam apa yang disampaikan dosen). Dalam kaset tersebut dijelaskan bahwa kebanyakan perusahaan sukses karena mereka berpikir positif dan tidak mudah menyerah. Dalam kaset tersebut pun dijelaskan strategi hutan rimba. Strategi hutan rimba adalah bagaimana kita menjalin hubungan dengan partner bisnis di setiap daerah, kita menggerakan partner di setiap wilayah, dengan demikian konsumen kita akan terbentuk dimana-mana, kita tidak perlu melakukan promosi tetapi konsumen sendiri yang akan mendatangi kita. Dari kata-kata itulah akhirnya Top mendapatkan ide untuk bekerja sama dengan 7-Eleven sebab 7-Eleven sudah mempunyai cabang di banyak wilayah.
Top kemudian menghubungi 7-Eleven dan menanyakan bagaimana prosedur untuk memasarkan barang di 7-Eleven. Top kemudian mendatangi kantor 7-Eleven untuk bertemu dengan CEO perusahaan tersebut yang bernama Nn. Pu. Setelah menunggu sangat lama akhirnya Nn. Pu keluar dan meminta Top untuk meninggalkan produknya karena ia akan rapat. Top kemudian meminta waktu 10 menit untuk menjelaskan produknya. Sebelum Top selesai menjelaskan produknya Nn. Pu sudah memotong ucapan Top dan meminta Top untuk menunjukan produknya. Saat melihat produk Top, Nn. Pu berkomentar bahwa desain produknya tidak layak jual dan harga yang ia tawarkan terlalu mahal.
Setelah itu Top mendatangi ahli desain untuk membuatkan desain bagi produknya. Top sempat berpikir untuk mengganti nama produknya dengan nama artis terkenal tapi karena menurut ahli desain nama Tao Kae Noi (pengusaha muda) sudah bagus jadi Top tidak mengganti nama produknya. Setelah desain produknya selesai Top kembali mendatangi kantor 7-Eleven. Top sudah menunggu Nn. Pu dengan waktu yang lebih lama dibandingkan kedatangannya yang pertama. Ia bahkan sempat tertidur di ruang tunggu. Karena merasa dibaikan oleh Nn. Pu ia kemudian keluar dari kantor 7-Eleven dan memberikan produknya kepada penjaga lift.
Top sempat putus asa karena 7-Eleven tidak merespon dengan baik kedatangannya. Ia kemudian mengambil keputusan untuk menemui orang tuanya di Cina. Saat Nn. Pu menggunakan lift ia melihat makanan yang ada dalam lift tersebut. Nn. Pu kemudian memanggil Top ke kantor dan bersedia melakukan kerja sama dengannnya. Nn. Pu kemudian memberi  tahu Top bahwa sebulan lagi ia dan GMP (Good Manufacturing Practice) akan mengunjungi pabriknya untuk melakukan inspeksi.
Melihat dapur tempat ia memasak jauh dari kesan layak, ditambah orang yang membantunya adalah paman yang sudah berumur ia kemudian mendatangi bank untuk meminta pinjaman. Sayang sekali karena usia Top baru 19 tahun pegawai bank tersebut tidak bisa memberikan pinjaman karena ia belum memenuhi syarat untuk mengajukan pinjaman ditambah keluarganya terlilit utang padahal pegawai bank sebenarnya terkesan dengan kerja keras Top. Ia kemudian menjual mobil miliknya dan menjadikan uang hasil penjualan mobil tersebut sebagai modal untuk membuat pabrik.
Nn. Pu mengunjungi pabriknya dan menyatakan bahwa pabriknya masih belum memenuhi standar. Seperti lampu yang tidak menggunakan tutup, saluran air yang salah, dan wastafel yang seharusnya digunakan adalah wastafel yang dibuka dengan injakan kaki. Paman terus mendesak Top untuk memberikan amplop kepada petugas inspeksi karena takut 7-Eleven tidak jadi melakukan kontrak dengan Top. Tapi Top takut kejadian dulu terulang kembali sehingga ia ingin semua yang ia lakukan saat ini ada dalam jalan yang benar.
Tidak lama setelah itu ia mendapat fax dari 7-Eleven yang berisi persetujuan kerja sama dengannya. Pagi harinya Top pergi ke tempat pemasaran barang dengan menggunakan truk yang berisi Tao Kae Noi. Ia sebenarnya terlambat datang ke tempat tersebut dan petugas tidak mengizinkannya untuk menurunkan produknya. Tapi karena Top memohon akhirnya petugas mengizinkan produknya untuk diturunkan. Saat Top hendak berlari petugas memanggilnya dan memberi tahu kalau hidungnya mengeluarkan darah (mimisan).
Top kemudian menelpon ayahnya dan mengatakan padanya bahwa sekarang ayah dan ibu bisa kembali ke Thailand.
2 tahun setelah menjalin kerja sama dengan 7-Eleven Top bisa melunasi hutang ayahnya dan kembali menempati rumah dengan orang tuanya. Saat ini Top memiliki 2500 karyawan dan mengirim produknya ke 6000 cabang 7-Eleven. Ia juga sudah mengekspor produknya ke 27 negara di dunia. Top telah memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Pendapatan tahun 2010 sebesar 1.500 juta bath.


TEORI MOTIVASI & ANALISA FILM
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Motivasi Menurut Para Tokoh
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi young entrepreneur (Sarosa, dalam rosmiati et al, 2015). Kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka. Mereka mengetahui dengan baik yang menjadi motivasinya dan memelihara motivasi tersebut dalam setiap tindakannya. Baum, Frese, and Baron (dalam rosmiati et al, 2015) menjelaskan bahwa motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan.
Menurut Wiodkowski (dalam Siregar & Nara, 2010) Motivasi adalah sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Menurut Cropley (dalam Siregar & Nara, 2010) Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Adapun, Menurut Sondang, (1989) Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelanggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai  sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Baum (dalam rosmiati et al, 2015), motivasi adalah penggerak/ pendorong dalam diri yang mengarahkan tindakan seseorang terhadap tujuan tertentu, dan dengan demikian memfokuskan perhatian seseorang dan mendukung tindakan yang diambil.
Berdasarkan pengertian motivasi dan berwirausaha tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berwirausaha merupakan daya penggerak/dorongan dalam diri yang menimbulkan semangat terhadap penciptaan suatu kegiatan/pekerjaan dengan melihat peluang yang ada disekitar, bertindak berani dalam mengambil resiko, melakukan kegiatan yang inovatif, serta memiliki orientasi terhadap laba. Motivasi berwirausaha yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan/berpedoman terhadap penelitian yang ditunjukkan oleh Shane, dkk (2003), yaitu sebagai berikut:
a.       Need for achievement (nAch)
Need for achievement merupakan kebutuhan yang paling menonjol dari teori kebutuhan McClelland lainnya. McClelland (1961) menyatakan bahwa individu dengan nAch tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melaksanakan aktivitas atau tugas dengan tingkatan tanggung jawab, kemampuan (skill), upaya (effort), dan risiko yang cukup tinggi agar dapat mencapai hasil yang diharapkan, termasuk umpan balik yang jelas atas kinerjanya (dalam Shane, dkk, 2003).
b.      Locus of Control 
Locus of control merupakan bentuk pengendalian diri, yaitu sejauh mana seseorang yakin bahwa mereka menguasai nasibnya, atau keyakinan seseorang dapat mengendalikan diri sendiri atas peristiwa, kejadian yang dihadapi atau yang mempengaruhi dirinya. Seseorang yang memiliki internal locus of control, maka individu tersebut memiliki keyakinan akan dirinya bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka, dapat mengatur, mengarahkan hidupnya serta bertanggung jawab terhadap pencapaian apapun yang akan diterima, sedangkan seseorang yang lebih dominan dengan eksternal locus of control, maka didalam dirinya akan memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek di dalam kehidupannya dan apapun yang diterimanya adalah berasal dari kekuatan luar, berasal dari nasib seperti kemujuran/keberuntungan, dan peluang (Robbins, 2001).
c.       Vision
Mekanisme untuk mewujudkan peluang biasanya terlintas dalam pikiran wirausaha, dimana wirausaha membuat gagasan/cita-cita untuk dapat menembus peluang tersebut. Gagasan/cita-cita ini secara mendasar yang disebut sebagai visi (Shane, dkk, 2003). Visi membangkitkan motivasi melalui harapan hasil masa depan yang diinginkan (Leon, dkk, 2008).
d.      Desire Independence
Desire Independence adalah keinginan individu mendapatkan kebebasan. Banyak investigator yang telah melakukan observasi terhadap peran wirausaha yang membutuhkan kebebasan. Dari segi owner, banyak dari mereka yang menikmati menjadi bos dalam bisnisnya dikarenakan mereka menginginkan kebebasan untuk melakukan hal-hal sesuai dengan cara mereka (Kuratko dan Hornsby, 2009).
e.       Egoistic passion
Egoistic passion dapat diartikan sebagai keantusiasan, keegoisan dalam bekerja. Egois disini maksudnya adalah bersemangat/bergairah tinggi dalam bekerja, menyukai proses membangun organisasi dan menghasilkan keuntungan. Mereka termotivasi untuk melakukan apa yang benar-benar menjadi kepentingan mereka sendiri, yaitu untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan. 
f.       Drive
Drive pada dasarnya mengacu pada keinginan untuk berupaya, baik dalam berpikir serta membawa ide menjadi nyata. Ketika wirausaha mengejar peluang maka mereka akan melakukan tindakan untuk merealisasikannya menjadi nyata.
g.      Goal Setting
Teori penetapan sasaran (goal-setting) menyatakan bahwa semakin banyak tantangan dalam pencapaian sasaran yang mengarahkan pada kinerja yang lebih baik akan menghasilkan motivasi yang lebih, dalam memprediksi perilaku yang sesuai dan meningkatkan kemungkinan dalam pencapaian sasaran tersebut.

2.      Analisa Fim Berdasarkan Teori
Dalam film Top Secret: The Billionaire tergambar motivasi berwirausaha sang tokoh utama, Top Ittipat. Top Ittipat termotivasi untuk membuktikan pada orang tuanya bahwa dia bisa mandiri dan sukses seperti kakak-kakaknya, bukan dengan prestasi akademik tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu dengan berwirausaha.Top Ittipat termotivasi untuk berwirausaha untuk memenuhi kebutuhannya karena keadaan keluarganya yang terlilit hutang hingga orang tuanya harus pindah ke Beijing.
Pada film ini, Top Ittipat ialah seorang remaja Thailand, mempunyai ambisi yang besar untuk menjadi pengusaha muda.Segala tantangan dihadapinya demi mewujudkan ambisinya itu, seakan-akan ingin menyiratkan bahwa remaja Asia, juga bisa seperti remaja Amerika, yang pantang menyerah. Menekankan bahwa remaja Asia tidak semuanya “pemalas” dan “lemah”, masih ada sosok seperti “Top Ittipat”. Dan kisah nyata dari film Top Secret: The Billionaire menjadi bukti otentik bahwa sebenarnya remaja Asia tidak kalah dengan remaja Barat. Action Top Ittipat terkesan mengabaikan pendidikan formalnya dan fokus hanya pada bisnisnya, sutradara ingin menekankan bahwa pendidikan formal itu tidaklah begitu penting, pengalaman hidup dan semangat pantang menyerah yang lebih penting untuk mencapai kesuksesan.
Beberapa scene menunjukkan Top adalah sosok yang pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Walaupun gagal menghabiskan berkardus-kardus rumput laut mentah, Top tetap mencoba hingga menemukan cara mengolah rumput laut yang benar. Dan tak putus asa menunggu Nn. Pu, direktur 7-eleven berjam-jam untuk mendaftarkan produknya ke manajemen 7-eleven.
Bila kita berpikir kita kaya, maka kita akan kaya. Bila kita berpikir kita sukses, maka kita akan sukses. Cara berfikir yang baik akanmemberikan kekuatan. Jadilah pribadi yang selalu berfikir positif dan optimis.


BAB III
PENUTUP
Tema utama dalam film “Top Secret: The Billionaire” ini adalah biografi dan ekonomi. Menceritakan biografi Top Ittipat, suka duka perjalanan bisnis seorang pengusaha muda hingga dapat mencapai kesuksesan.Film ini diselingi dengan kisah keluarga, menceritakan kasih sayang dan dukungan paman, ibu dan ayah terhadap apa yang dipilih Top.
Perjuangan Top, segala kegagalan, getir dan pahit serta rasa duka dalam membangun sebuah bisnis kini mengantar Top pada sebuah kesuksesan. Sekarang ini di Thailand siapa yang tak mengenal akan Tao Kae Noi produk cemilan rumput laut terlaris di Thailand bahkan telah masuk juga ke berbagai Negara tetangga termasuk Indonesia. Dengan penghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf maka Top Ittipat yang bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai "A young billionaire from Thailand".


DAFTAR PUSTAKA
Rosmiati. junias, Donny teguh santosa & Munawar. (2015). Sikap, motivasi, dan minat berwirausaha mahasiswa . Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.17, no. 1, maret 2015: 21–30  .
Siregar, E, Nara, H. (2010) . Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia Indonesia
Yunal ,Vivin Oblivia & Indriyani, Ratih. (2013). .Analisa pengaruh motivasi berwirausaha dan inovasi produk terhadap pertumbuhan usaha kerajinan gerabah di lombok barat. Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1.

Selasa, 10 November 2015

Review Film Tears Of The Sun

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06


Judul film: Tears of the Sun
Sutradara: Antoine Fuqua
Genre: Perang
Durasi: 121 Menit

Pemain film Tears of the Sun:
Bruce Willis sebagai Letnan A.K. Waters
Monica Bellucci sebagai Dr. Lena Kendricks
Cole Hauser sebagai James "Red" Atkins
Eamonn Walker sebagai Ellis "Zee" Pettigrew
Johnny Messner sebagai Kelly Lake
Nick Chinlund sebagai Michael "Slo" Slowenski
Charles Ingram sebagai Demetrius "Silk" Owens
Paul Francis sebagai Danny "Doc" Kelley
Chad Smith sebagai Jason "Flea" Mabry
Peter Mensah sebagai Terwase
Tom Skerritt sebagai Captain Bill Rhodes
Malick Bowens sebagai Colonel Idris Sadick
Sammi Rotibi sebagai Arthur Azuka
Lloyde Del Mundo sebagai David Norton

Sinopsis Film Tears of the Sun :
Tears of The Sun adalah film yang diproduksi pada tahun 2003. Bercerita tentang pemerintah Nigeria yang telah jatuh dan negara ini di ambang perang saudara. Letnan A.K. Waters (Bruce Willis) telah ditugaskan untuk memimpin sebuah timnya ke hutan Nigeria untuk menyelamatkan orang amerika yang bernama Dr Lena Kendricks (Monica Bellucci).  Ketika Waters dan timnya menemukan Kendricks, dia mengatakan kepada ia dia tidak akan meninggalkannya pasien tak berdaya untuk dibantai oleh parapemberontak, karena hal tersebut timbul perpecahan di tubuh tim yang dipimpin oleh Waters.
Dalam film ini unit navy seal yang dijatuhkan ke zona petang saudara di negeria untuk menjalankan misinya, yaitu untuk menyelamatkan Dr. Lena Kendricks yang berkewarganegaraan amerika, serta dua suster dan seorang pendeta. Saat ingin menyelamatkan mereka kedua suster dan seorang pendeta tersebut tidak ingin ikut dengan unit navy seal, mereka ingin tinggal dengan para pengungsi.Di sisi yang lain ia harus cepat bergerak jika mereka semua ingin pulang ke rumah mereka masing-masing karena pasukan pemberontak sudah mengincar mereka semua tepat dibelakang.
Letnan A.K. Waters yang diperankan oleh Bruce Willis merupakan seorang komandan pada kesatuan elit Navy Seal, AS yang diperintahkan oleh atasannya Kapten Bill Rhodes (Tom Skerritt) untuk misi kemanusiaan yakni masuk ke negara Nigeria dan mengeluarkan warga negara asing dari negara tersebut ke negara terdekat yang relatif aman di perbatasan yaitu Kamerun. Hal ini dilakukan karena di Nigeria tengah terjadi konflik etnis yang mengarah ke perang saudara. Tidak semata-mata konflik etnis, tetapi juga telah mengarah ke tindakan makar terhadap pemerintahan yang berkuasa, yaitu Presiden Samuel Azuka. Rupanya Presiden Azuka ini bukan hanya presiden bagi rakyat Nigeria, tetapi juga merupakan raja suku Ibo yang berdomisili di bagian selatan Nigeria.
Sementara itu para pemberontak dipimpin oleh Mustafa Yakubu mengusai wilayah bagian utara, yang berusaha menggulingkan kekuasaan Presiden Azuka. Kudeta pun akhirnya terjadi, keluarga presiden termasuk Presiden Asuka akhirnya tewas dalam kudeta itu. Setelah presidennya tewas, kediktatoran Mustafa Yakubu makin merajalela. Pembersihan etnis Ibo dilakukan dengan cara kekerasan. Tentu saja warga sipil ketakutan, agar tidak dibunuh mereka melarikan diri mengungsi ke wilayah perbatasan. Akibatnya para warga asing yang menjalankan misi kemanusiaan dan keagamaan dan kebetulan tengah berada di area konflik pun kebingungan dan berusaha menyelamatkan diri. Inilah awal mula misi penyelamatan yang diemban oleh Letnan A.K. Waters.
 Oleh Kapten Bill Rhodes, Waters hanya ditugaskan untuk mengekstradisi seorang tenaga medis berkebangsaan Amerika yang bernama Dr. Lena Kendricks (diperankan oleh Monica Bellucci), seorang pastor dan dua orang biarawati disana dan menghindari kontak senjata dengan pihak yang sedang bertikai. Sebagai prajurit yang loyal, Waters mematuhi perintah atasannya itu. Meskipun demikian seluruh tim yang dikomandani Waters diberi persenjataan yang lengkap. Akhirnya tim penyelamat yang terdiri dari Slo, Flea, Lake, Sutra, Zee, Doc, dan Red yang dipimpin Letnan Waters ini pun diberangkatkan dari kapal perang USS Harry Truman yang berlayar diperairan Afrika menuju ke daerah konflik. Sampai di lokasi ternyata tidak semudah yang dikira Waters. Dr. Lena yang harusnya diselamatkan justru menolak diekstradisi karena lebih memilih tinggal di semacam rumah sakit darurat dengan para pengungsi dan pasiennya yang tentunya sangat membutuhkan tenaganya.
Dokter cantik itu hanya mau diselamatkan jika tim Waterspun mau membawa serta para pengungsi dan pasien yang tengah dirawatnya ke tempat yang aman yaitu di perbatasan. Disinilah perang batin Waters mulai diuji, antara mematuhi perintah komandan yang hanya perlu menyelamatkan target utama seorang dokter atau menuruti permintaan dokter itu yang ingin membawa rombongan yang jumlahnya lumayan besar. Tapi tugas tetap harus dijalankan. Karena lokasi yang aman jaraknya kurang lebih 12 kilometer dari tempat itu, maka akhirnya diputuskan untuk membawa para pengungsi dan pasien yang masih mampu berjalan saja. Sementara yang sudah tidak mampu berjalan tetap ditinggal di rumah sakit itu bersama para misionaris. Tepat ketika fajar menyingsing, mereka mulai menjalankan misi itu. Dengan menembus hutan rombongan pengungsi yang dikawal pasukan Letnan Waters berjalan menuju ke perbatasan. Ketika malam tiba, mereka tidak bisa beristirahat terlalu lama karena pasukan pemberontak ternyata terus mengejar mereka. Pada akhirnya sampailah mereka di titik penjemputan helikopter yang akan membawa Dr. Lena dan tim. Rupanya ini adalah ide awal dari pasukan Waters. Mereka sengaja membawa para pengungsi itu sekedar agar Dr. Lena mau diekstradisi. Dengan susah payah Letnan Waters memaksa Dr. Lena masuk helikopter, walaupun Dr. Lena sekuat tenaga meronta tetap tak mampu menandingi tenaga seorang tentara bernama Waters itu. Sementara para pengungsi dibiarkan tetap tinggal dihutan. Begitu helikopter terbang dan melintas di atas sebuah desa, barulah Letnan Waters dan pasukannya melihat dengan mata kepala sendiri. Para pemberontak tidak saja menghancurkan desa itu, tapi juga membunuh penduduknya.
Menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya salah, akhirnya Letnan Waters dan pasukan menyuruh pilot untuk memutar kembali haluan menuju ke para pengungsi yang tadi ditinggalkannya. Sebagian pengungsi diangkut oleh helikopter dan sisanya diputuskan akan dikawal oleh pasukan Letnan Waters hingga ke perbatasan. Begitu melintasi sebuah desa, lagi-lagi rombongan pengungsi yang dikawal oleh pasukan Letnan Waters dan Dr. Lena melihat kebrutalan para pemberontak. Mereka dengan kejam menyiksa dan membunuh rakyat suku Ibo, bahkan tidak segan-segan memperkosa para wanitanya. Disinilah keputusan Letnan Waters dan pasukannya makin kuat untuk mengawal para pengungsi hingga ke perbatasan. Tak lupa diapun melapor ke komandannya Kapten Rhodes bahwa pasukannya tidah hanya mengekstradisi Dr.Lena, tapi bersamanya pula saat itu ada sejumlah pengungsi yang perlu dikawal dengan selamat hingga ke perbatasan. Kapten Rhodes tetap pada pendiriannya bahwa target utama pasukan Waters hanya menyelamatkan Dr. Lena, bukan para pengungsi. Sementara Letnan Waters pun juga tetap bersikukuh akan mengawal para pengungsi. Apalagi ketika satu persatu pasukannya ditanya akan kesanggupan mereka mengawal para pengungsi sampai di perbatasan. Satu persatu pasukannya menyatakan siap dan tidak menganggap lagi para pengungsi sebagai beban mereka
 Yang mengherankan bagi pasukan Waters ini, setiap pergerakan mereka dengan mudah dapat dilacak oleh para pemberontak. Melalui scan monitor satelit terlihat posisi para pemberontak yang semakin mendekat ke mereka. Disinilah Slo curiga bahwa diantara para pengungsi pastilah ada yang membawa peralatan yang bisa mengirimkan sinyal ke para pemberontak. Kecurigaan pasukan Waters ternyata benar, ada seorang pengungsi bernama Gideon yang berusaha melarikan diri saat hendak digeledah. Akhirnya Gideon pun ditembak dan dia pun mengakui kalo dia terpaksa melakukan hal itu karena keluarganya sedang dalam penyanderaan para pemberontak. Disinilah akhirnya juga diketahui bahwa di dalam rombongan para pengungsi ini terselip seorang yang akan terus diburu oleh para pemberontak dimana pun dia berada. Dia adalah Arthur Azuka (Sammi Rotibi), putra Presiden Samuel Azuka yang berhasil selamat. Sebagai satu-satunya putra presiden yang selamat, otomatis dia merupakan pewaris utama yang sah dan berhak menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin suku Ibo. Karena posisi yang kian dekat, pertempuran pun tak bisa dihindari. Pasukan Waters berusaha menghalau para pemberontak dengan peralatan yang tersedia. Sepanjang pertempuran ini, Waters banyak kehilangan anggota pasukannya, diantaranya adalah Slo, Flea, Lake, dan Sutra. Disinilah terlihat bagaimana pasukan Waters begitu gigih melindungi para pengungsi. Mereka tidak peduli lagi nyawa mereka begitu dekat dengan kematian. Di tayangan ini tampak seorang pasukan Waters yang justru balik arah demi menyelamatkan seorang pengungsi wanita yang tergencet pohon yang tumbang, walaupun usahanya sia-sia karena dia sendiri bersama pengungsi itu pun akhirnya tewas tertembak pemberontak
Adegan demi adegan menegangkan mulai tampak di segmen ini. Saling serang terjadi silih berganti. Waters, Red, dan Zee juga terluka di adegan ini. Tapi mereka tetap bersemangat membawa para pengungsi hingga perbatasan. Mendekati perbatasan, kondisi semakin kacau balau. Di sisa-sisa tenaganya, tak lupa Waters meminta bantuan pesawat tempur guna menghalau para pemberontak yang kian mendekat. Akhirnya datanglah bantuan dua pesawat tempur yang memporakporandakan para pemberontak. Walaupun terluka, Waters dan beberapa pasukannya berhasil membawa sisa para pengungsi sampai di gerbang perbatasan Kamerun. Di gerbang perbatasan Waters dan pasukannya yang selamat telah disambut oleh komandan mereka Kapten Rhodes. Bagaimana para pengungsi begitu senang bisa bertemu kembali dengan para anggota keluarga yang lebih dulu mengungsi.
Merekapun merayakan kebebasan mereka dari para pemberontak dengan bernyanyi bersama sambil mengelilingi Arthur Azuka. Mereka merasa Arthur lebih pantas sebagai kepala suku yang mewarisi sifat-sifat ayahnya. Dengan mengangkat tangannya sambil berseru "Merdeka!", Arthurpun larut dalam suka cita kemenangan bersama para pengungsi lainnya. Sementara Waters dan anggota pasukannya yang terluka segera dilarikan dengan helikopter guna mendapatkan perawatan. Ceritapun diakhiri dengan epilog yang manis dari Edmund Burke, "The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing".


Analisis film  :
         Teori kepemimpinan partisipatif      
Film tersebut menceritakan tentang kepemimpinan yang menggunakan teori Y, karena pada saat pasukan Waters diberikan tugas oleh Kapten Bil Rhodes, pasukan walters mejalankan misi nya dengan baik tanpa adanya ancaman atau pengawasan secara ketat dari Kapten Bil Rhodes. Walaupun misi tampak seperti terjadi sedikit perubahan. Namun pasukan Waters memiliki tanggung jawab yang baik terhadap tugas yang diberikan dan pasukan Waters mengerahkan segala potensi yang dimilikinya demi menyelesaikan tugasnya menyelamatkan Dr. Lena kendricks.
         Teori sistem 4 dari Rensis Likert
Film tersebut termasuk kedalam pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif atau partisipative group, karena dalam film tersebut terdapat adegan dimana Letnan Waters yang merupakan kepala pasukan penyelamatan bertanya dan meminta pendapat kepada anak buahnya mengenai hal membawa rombongan pengungsi bersama mereka sampai ke daerah perbatasan, atau meninggalkan rombongan tersebut. Letnan Waters tidak begitu saja secara sepihak mengubah misi mereka tanpa mendengar terlebih dahulu pendapat anak buahnya. Anak buah Waters berpendapat untuk membawa rombongan tersebut bersama mereka, karena berpikir bahwa rombongan tersebut sudah menjadi bagian dari mereka pada saat itu, dan akhirnya Letnan Waters pun setuju dengan pendapat anak buahnya dan melanjutkan perjalanan bersama rombongan pengungsi hingga sampai ke perbatasan.
         Teori of Leadership patter choice dari Tannenbaum & Scmidt
Film tersebut termasuk kedalam kepemimpinan pola 2 : “Pemimpin mendefinisikan batas-batas dan meminta kelompok untuk membuat keputusan”. Hal tersebut tampak pada saat Kapten Bil Rhodes memerintahkan Letnan Waters beserta pasukannya dan Dr. Lena kendricks untuk segera meninggalkan rombongan pengungsi dan meninggalkan daerah konflik. Setelah menerima perintah tersebut, Letnan Waters meminta pendapat kepada anak buahnya tentang tanggapan anak buahnya terhadap perintah tersebut, lalu Letnan Waters menggunggkapkan ketidaksetujuannya terhadap perintah Kapten Bil Rhodes dengan alasan kemanusiaan dan menjelaskan tentang kemungkinan kontak senjata yang mungkin terjadi apabila mereka tidak segera meninggalkan daerah konflik. Letnan Waters tidak begitu saja bertanya atau bahkan memberi perintah tanpa menjeleskan alasannya terlebih dahulu.
Mendengar penjelasan Letnan Waters, anak buahnya pun akhirnya setuju dengan pendapat Letnan Waters untuk tidak meninggalkan rombongan pengungsi dan tetap berjalan bersama dengan para rombongan hingga sampai ke perbatasan walaupun terjadi kontak senjata.
         Teori kepemimpina dari konsep Path Goal Theory
Film tersebut termasuk kepemimpinan partisipatif karena pada saat menjalankan misi nya, Letnan Waters tidak mengambil keputusan secara sepihak, melainkan ia mendiskusikan hal tersebut dan meminta saran atau masukan kepada anak buahnya/pasukan yang dipimpinnya. Letnan Waters bahkan bersedia mendengarkan pendapat ataupun pemikiran Dr Lena Kendricks atau bahkan pengungsi. Walau begitu Letnan Waters tetap mengambil keputusan dengan tegas degan mempertimbangkan orang-orang disekitarnya.
Pendapat Kelompok
Kelebihan :
Karakter dan penokohan yang kuat serta Jalan ceritanya sangat menarik dan membuat kita terharu dengan perjuangannya untuk menyelamatkan para pasien. Seorang letnan yang bisa menjaga dan mampu memimpin para pasukanya, serta Rasa iba dari seorang letnan yang angkuh membuat film ini menjadi daya tarik dari para penontonnya.
intinya banyak sekali pesan moral yang bisa diambil dari film ini. Bahwa pada dasarnya setiap peperangan itu pasti akan menelan korban entah itu, harta benda dan nyawa sekalipun. Dan pada akhirnya kejahatan akan kalah oleh kebaikan. Ilustrasi musiknya pun ditata dengan apik oleh Hans Zimmer.

Kami harap film ini dapat membuka hati bagi pada orang-orang seperti letnan tersebut, supaya digerakkan hatinya untuk menolong sesama tanpa memandang suku, budaya dan agama. Karena kita sesama manusia harus saling tolong- menolong.

Selasa, 03 November 2015

LEADERSHIP



Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06



A.  Definisi Leadership
Menurut Oedway Tead dalam bukunya “The art of leadership” menyatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut R.Tery dalam bukunya Principle of Management memberikan pengertian kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai mencapai tujuan-tujuan kelompok.
Menurut Howard H. Hoyt dalam bukunya Aspect of Modern Public Administration menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Menurut Harsey and Blanchard (1982) mengatakan bahwa: In essence leadership is a broader concept than management.
Menurut Davis (1967): Leadhership is part of management, but not all of it. A manager is required to plan and organize, for example, but all we ask of the leader is that he gets others to follow.

B.  Teori Kepemimpinan Partisipatif
a.     Teori X dan Y dari Doughlas McGregor
Dua tahun sebelum meninggal, Doughlas mcgregor menerbitkan bukunya yang paling berpengaruh yaitu “The human side of enterprise”. Di bab awal ia memperagakan dengan sangat jelas bahwaasumsi para manajer tentang perilaku manusia dan sifat manusia mempunyai dampak besar pada cara mereka mengelola. Selain gaya bahasanya yang mudah dipahami, kejelasan yang ditunjukan Mcgregor berasal dari kenyataan bahwa ia memisahkan asumsi ini kedalam dua kelompok usulan atau tesis tentang sifat manusia, yang ia namakan teori X dan teori Y.
Teori Y berlandaskan asumsi optimistis tntang manusia yang di dukung oleh teori Maslow sedangkan teori X mempunyai dasar yang lebih gelap.
Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.

b.     Teori sistem 4 dari Rensis Likert
Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen sebagai berikut:
1.       Exploitative Authoritative yaitu manajer sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka mengeksploitasi bawahan, dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam sistem ini hanya mau memperhatikan komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi proses pengambilan keputusan di tingkat atas saja.
2.     Otokratis yang baik hati atau Benevolent autoritative yaitu manajernya mempunyai kepercayaan yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi, dan memperbolehkan adanya komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.
3.     Manajer Konsultatif yaitu manajer mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya hal tersebut terjadii apabila ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan. Bawahan disini merasa sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan tugas pekerjaan bersama atasannya.
4.     Pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif atau partisipative group yaitu manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap  persoalan selalu mengandalkan untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahannya dan mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang berubungan dengan tugasnya bersama atasannya.

c.      Teori of Leadhership Pattern Choice dari Tannenbaum & Scmidt
Pada tahun 1957, Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis salah satu artikel yang                 paling revolusioner yang pernah muncul dalam The Harvard Business Review. Artikel ini,                   berjudul "Bagamana Memilih sebuah Pola Kepemimpinan, adalah signifikan bahwa itu                       menunjukkan gaya kepemimpinan adalah pilihan manajer.

 Berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat             demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol.             untuk tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan                   mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka                   sebut bos berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan                 berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu.

Para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan pola kepemimpinan:
1)     kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)
2)     kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)
3)     kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).

Tujuh "pola kepemimpinan" yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.

Kepemimpinan Pola 1: "Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior."
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.

Kepemimpinan Pola 2: "Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.

Kepemimpinan Pola 3: "Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.

Kepemimpinan Pola 4: "Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok."
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.

Kepemimpinan Pola 5: "Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan."
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.

Kepemimpinan Pola 6: "Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar."
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.

Kepemimpinan Pola 7: "Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup."
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.

d.     Teori kepemimpinan dari konsep Modern Choice Approach to Participantion yang memuat Decision tree
Bambale (2011) menyampaikan dalam tulisannya, bahwa paradigma kepemimpinan modern              ditelesuri dari “Organizational Citizenship Behaviors” (OCBS), kepemimpinan terbagi dalam              8 teori kepemimpinan yaitu :
1) Kepemimpinan adaftif  melibatkan para pemimpin untuk menyusun visi masa depan dan           mengilhami orang lain untuk menerima perubahan dan menjadi peserta dalam perjalanan ke     depan, dengan ciri; kompeten di bidangnya, objektif dalam menangani keputusan dan               masalah; reflektif dalam melihat sikap dan perilaku sendiri; dapat dipercaya dalam                     menangani kepentingan lain;  inovatif dalam mengejar kinerja yang lebih baik; kegiatan          yang efisien; berpikiran terbuka dalam mempertimbangkan informasi yang relevan dan              perspektif.
2) Model Kepemimpinan Tersebar. Model baru kepemimpinan tersebar mempromosikan              pembagian kekuasaan antara pemimpin dan pengikut Dalam penelitian lain disebut berbeda      antara lain Super kepemimpinan Kepemimpinan; Kepemimpinan Terdistribusi;                         Kepemimpinan Pemberdayaan ; dan Kepemimpinan Bersama. Kepemimpinan ini memiliki        ciri  intuitif dalam mempertimbangkan tacit pengetahuan dan pengalaman; memiliki karakter    dengan menunjukkan teladan moral dan nilai-nilai; memiliki inisiatif dan bersedia untuk            mengambil tindakan; dan memiliki keberanian untuk mengambil sikap prinsip.
  Kepemimpinan otentik (sejati), merupakan model yang ketiga, pemimpin sejati adalah                         individu yang sangat menyadari bagaimana mereka berpikir, berperilaku dan dirasakan oleh                orang lain sebagaimana menyadari diri mereka sendiri dan moral perspektif orang lain,                        pengetahuan dan kekuatan Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan                    lebih efektif dalam jangka panjang dibanding dengan mereka yg tidak mampu membuat                      keputusan dengan baik. Sebagaimana telah kita pahami bahwa partisipasi bawahan dalam                    pengambilan keputusan dapat meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi stress, dan                            meningkatkan produktivitas.

Normative Theory dari Vroom and Yetton sebagai berikut :
1)     AI (Autocratic) : Pemimpin memecahkan masalah atau membuat keputusan secara unilateral, menggunakan
2)     informasi yang ada.
3)     AII (Autocratic) : Pemimpin memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bawahan namun setelah membuat keputusan unilateral
4)     CI (Consultative) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara perorangan, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
5)     CII (Consultative) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
6)     GII (Group Decision) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat; Keputusan diperoleh melalui diskusi terhadap konsensus.

Dalam memilih alternatif-alternatif pengambilan keputusan tersebut para pemimpin perlu terlebih dahulu membuat pertanyaan kepada diri sendiri, seperti: apakah kualitas pengambilan keputusan yang tinggi diperlukan, apakah saya memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang berkualitas tersebut, apakah permasalahannya telah terstruktur dengan baik. Dalam kaitannya dengan penerimaan keputusan, pemimpin harus bertanya, apakah sangat penting untuk efektifitas implementasi para bawahan menerima keputusan, apakah para bawahan menerima tujuan organisasi yang akan dicapai melalui pemecahan masalah ini.

Normative Theory: Rules Designed To Protect Decision Quality (Vroom & Yetton, 1973)

1)     Leader Information Rule: Jika kualitas keputusan penting dan anda tidak punya cukup informasi atau ahli untuk memecahkan masalah itu sendiri, eleminasi gaya autucratic.
2)     Goal Congruence Rule: Jika kualitas keputusan penting dan bawahan tidak suka untuk membuat keputusan yang benar, aturlah keluar gaya partisipasi tertinggi.
3)     Unstructured Problem Rule: Jika kualitas keputusan penting untuk anda kekurangan cukup informasi dan ahli dan masalah ini tidak terstruktur, eliminasi gaya kepemimpinan autocratic.
4)     Acceptance Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, eliminasi gaya autocratic.
5)     Conflict Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, dan mereka memegang opini konflik di luar makna pencapaian beberapa sasaran, eliminasi gaya autocratic.
6)     Fairness Rule: Jika kualitas keputusan tidak penting, namun pencapaiannya penting, maka gunakan gaya yang paling partisipatif.
7)     Acceptance Priority Rule: Jika persetujuan adalah kritikan dan belum tentu mempunyai hasil dari keputusan autocratic dan jika bawahan tidak termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi, gunakan gaya yang paling partisipatif.

Model ini membantu pemimpin dalam menentukan gaya yang harus dipakai dalam berbagai situasi. Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai pada segala situasi. Fokus utama harus pada masalah yang akan dihadapi dan situasi di mana masalah ini terjadi. Gaya kepemimpinan yang digunakan pada satu situasi tidak boleh membatasi gaya yang dipakai dalam situasi lain..


e.     Teori kepemipinan dari konsep Contingency theory of leadership dari Fiedler
Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler prestasi kerja suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.
Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh keuatan dan pengaruh:
1.     Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik”.
2.     Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”.
3.     Perilaku pemimpin yaang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari pemimpin, situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin).
4.     Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan tertentu.
Terdapat dua hal pertimbangan penting:
1)      Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh yang diperlukan agar efektif.
2)      Sampai sejauh mana pemimpin dapat meramalkan efek dari gaya pemimpin pada perilaku atau prsetasi pengikut.
Efektifitas kepemimpinan menurut Fiedler tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut:
1)          Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau hubungan antar pribadi.
2)          Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa diselesaikan. Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota (tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin merek), struktur tugas (tingkat dimana penugasan pekerjaan di prosedurkan yakni terstruktur) dan kekuasaan jabatan (tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan menaikan gaji).
3)          Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas dan kekuasaan). Hubungan pemimpin-anggota baik atau buruk, struktur tugas tinggi atau rendah, kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler menyataka bahwa makin baik hubungan pemimpin-anggota, maki terstruktur pekerjaan itu, dan makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang dimilikipemimpin itu.
f.      Teori kepemimpinan dari konsep Path Goal Theory
Pemimpin akan berhasil apabila ia mampu menunjukkan kepada bawahannya apa yang akan diperoleh sebagai reward dan juga jalur perilaku (path) yang harus dilakukan bawahan untuk memperoleh reward tersebut.
Menurut teori ini, pemimpin harus meningkatkan ketersediaan jumlah dan jenis penghargaan               bagi pegawai; dan selanjutnya memberikan petunjuk dan bimbingan untuk menjelaskan cara-             cara untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Berdasarkan tindakan pimpinan dalam                         memotivasi dan memberikan penjelasan kepada pegawai maka dikenal adanya kepemimpinan             directive, supportive, participative, dan achievement oriented.
1)       Kepemimpinan direktif, yakni pemimpin memberikan arahan tentang sasaran, target dan cara-cara untuk mencapainya secara rinci dan jelas; tidak ada ruang untuk diskusi dan partisipasi pegawai.
2)       Kepemimpinan suportif, menempatkan pemimpin sebagai “sahabat” bagi bawahan, dengan memberikan dukungan material, finansial, atau moral; serta peduli terhadap kesejahteraan pegawai.
3)       Kepemimpinan partisipatif, dalam mengambil keputusan dan/atau bertindak meminta dan menggunakan masukan atau saran dari pegawai, namun keputusan dan kewenangan tetap dilakukan oleh pimpinan.
4)       Kepemimpinan berorientasi prestasi, menunjukkan pemimpin yang menuntut kinerja yang unggul, merancang tujuan yang menantang, berimprovisasi, dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai dapat mencapai standar kinerja tinggi.

Teori-teori dalam kategori ini juga dikembangkan oleh Blake dan Mouton (1964) yang disebut dengan Managerial Grid. Dalam kepemimpinan ini, kisi-kisi perhatian kepada pekerja dan kepada produksi diukur dalam skala terendah = 0 dan tertinggi = 9; sehingga skala 9,9 yang disebut tim manajemen dipandang sebagai gaya kepemimpinan yang paling optimal. Likert (1961-1967) juga mengembangkan pengukuran perilaku kepemimpinan yang dikelompokkan menjadi empat gaya yakni exploitative authoritative, benevolent authoritative, consultative, dan participative group. Selain itu masih banyak lagi teori-teori yang dikembangkan lebih lanjut berdasarkan orientasi perilaku pemimpin dalam memandang pelaksanaan tugas/produksi/kinerja, dan para pegawai sebagai pelaksana tugas tersebut




Daftar Pustaka

Adair, John. 2008. Kepemimpinan yang memotivasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anoraga, S & Suyati, S. 1995. Psikologi industri dan sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2014. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi edisi 12 ,Organizational Behavior 12th ed. Penerjemah : Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Wibowo, Udik Budi. 2011. Teori Kepemimpinan, Makalah disampaikan pada Pembekalan Ujian Dinas Tahun 2011. Badan Kepegawaian Daerah : Yogyakarta