Senin, 23 Maret 2015

Kesehatan Mental

Tugas minggu ke-5
Kesehatan Mental Menurut Maslow



A.    Abraham Maslow
   Abraham maslow dilahirkan di Brooklyn, New York pada tanggal 1 April 1908. Ketika berumur 62 tahun Maslow meninggal dunia di California pada tanggal 8 Juni 1970. Maslow adalah seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik.

B.   Kesehatan Mental Menurut Maslow

1.    Hierarki kebutuhan Manusia
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirark, dari yang paling rendah (fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hirarki kebutuhan tersebut ialah :
a)    Kebutuhan fisiologis atau dasar
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
b)    Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak
c)    Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain.
d)    Kebutuhan untuk dihargai
 jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dankemandirian. kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization.
e)    Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera.

2.    Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow
     Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency

3.    Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs”
·       Metaneeds atau "metakebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
·       Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).

4.    Ciri-ciri “actualized people”
a.     Mengamati Realitas secara Efisien
Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.
b.    Menerima diri mereka sendiri, orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan  mereka tanpa keluhan.
c.     Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura
d.    Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka
Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.
e.     Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.
f.    Berfungsi secara Otonom
Prefernsi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.
g.     Apresiasi yang Senantiasa Segar Bukan Penuh Prasangka
Senatiasa menghargai pengalaman tertentu bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.
h.    Memiliki Pengalaman Mistik
Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
i.     Memiliki Minat Sosial
Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.
j.    Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.
k.     Watak yang Demokratis
Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.
l.    Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.
m.   Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.
n.    Resistensi terhadap Inkulturasi
Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.


Referensi
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.


Jumat, 20 Maret 2015

Kepribadian Sehat Menurut Rogers

Tugas minggu ke-4
Kesehatan Mental


A.  Carl Rogers

Carl Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat pada tanggal 8 Januari 1902. Rogers meninggal dunia di San Diego, California, Amerika Serikat pada tanggal 4 Februari 1987.
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien. Rogers beranggapan bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah.

B.   Kepribadian Sehat Menurut Rogers

Pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu merasakan keseluruhan emosi baik kebahagiaan maupun kesedihan.

1.     Perkembangan Kepribadian “self”
Menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan      disimbolisasikan, dimana “aku” merupakan pusat referensi setiap pengalaman.
Konsep diri merupakan bgian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagian bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya” dan “ apa yang sebenarnya harus saya perbuat”.
Self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.

2.     Peranan Positive Regard dalam Pembentukan Kepribadian Individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut “need for positive regard” yang terbagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat), dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

3.     Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh :
1)     Keterbukaan pada pengalaman
Seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel,
Tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat juga menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan baru.  
2)     Kehidupan eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karenakepribadian terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3)     Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
4)     Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
5)     Kreativitas
Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

REFERENSI
Jess, J. And Gregory,J.F.2009.Teori Kepribadian.
Jakarta: salemba humanika.



Kamis, 12 Maret 2015

Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik dan Allport

Minggu ke-3

Humanistik dan Allport

Kepribadian sehat

A.   Aliran Humanistik
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Dan Berkembang pada tahun 1960an. Menekankan kekuatan-kekuatan/kelebihan-kelebihan manusia, aspirasi-aspirasi positif, pengalaman sadar, kehendak bebas (free will), keberpenuhan potenis manusia dan percaya pada keutuhan manusia.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.



B.   Pendapat Allport

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.Kualitas kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.       Ekstensi sense of self
Adalah kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas, kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain, kemampuan merencanakan masa depan dengan penuh harapan dan rencana, kemampuan mengerjakan sesuatu secara aktif. Semakin banyak seseorang terlibat dalam kegiatan maka semakin sehat secara psikologis juga dia.
2.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Adalah kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang atau suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa)
3.    Penerimaan diri/ Keamanan emosional
Adalah kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebihan dalam hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri atau dapat mengontrol emosi mereka, perasaan proporsional.
4.    Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Adalah kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Mereka memandang dunia mereka secara objektif  dan menerima realitas sebagaimana adanya.
5.    Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Adalah kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian serta tanggung jawab penuh dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat dalam penyelesaiaan tugas dan keterampilan tersebut.
6.    Objektifikasi diri: insight dan humor
Adalah kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Orang yang sehat adalah yang terbuka pada pendapat orang lain, memiliki pandangan yang positif dan memiliki wawasan diri yang tinggi terhadap dirinya dalam merumuskan suatu gambaran yang objektif. Selain itu adanya korelasi yang tinggi antara wawasan diri dengan humor, humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
7.    Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana jangka panjang maka daripada itu dibutuhkannya suatu nilai-nilai dan suara hati yang kuat untuk dapat mencapai semuanya itu


Sumber :
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.

Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta

Jumat, 06 Maret 2015

Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisis dan Aliran Behavioristik

Minggu kedua

Psikoanalisis dan Behavioristik

A.    Aliran Psikoanalisis
     Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
     Menurut Freud, aliran ini melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. manusia dianggap sebagai sakit atau pincang, manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter
     Menurut Psikoanalisa Keperibadian yang normal (sehat) ialah :
·       Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
·       Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
·       Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego.

B.    Aliran Behavioristik
     Aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
    Kepribadian sehat menurut Behavioristik:
·       Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
·       Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
·       Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
·       Mementingkan faktor lingkungan



Sumber :


Kesehatan Mental

Minggu Pertama


Kesehatan Mental

A.    Orientasi Kesehatan Mental
        Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan “mental”. Kesehatan berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi fisik. Individu yang sehat adalah individu yang berada dalam kondisi fisik yang baik, dan bebas dari penyakit. Sedangkan “mental” adalah kepribadian yang merupakan kebulatan dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan perbuatan
         Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan menentukan tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau yang menggembirakan dan menyenangkan. Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan psikologis, atau adanya gangguan mental.
B.     Konsep Sehat
       Konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda
       Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
          Pada awalnya, orang - orang mengira bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan  William Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.

C.     Pendekatan Kesehatan Mental Mental
      Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
a)      Orientasi klasik
               Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “perasaan tak sehat”, serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari. Individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik dan mental. Sehat fisik merujuk pada tidak adanya keluhan secara fisik, dan sehat mental merujuk pada tidak adanya keluhan secara mental.
b)     Orientasi penyesuaian diri
               Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi kepribadian individu secara utuh.
             Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi              juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu                      dalam lingkungannya. Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya                  dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat dimana individu hidup,                            masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-                            pencapaian sosialnya.
c)      Orientasi Pengembangan Potensi
                 kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi kreatifitas, rasa humor, rasa tanggung jawab, kecerdasan, kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga dapat dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.





Sumber :