Kesehatan Mental
A.
Orientasi Kesehatan Mental
Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan
“mental”. Kesehatan berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi
fisik. Individu yang sehat adalah individu yang berada dalam kondisi fisik
yang baik, dan bebas dari penyakit. Sedangkan “mental” adalah kepribadian
yang merupakan kebulatan dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan
perbuatan
Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap,
dan perasaan yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan menentukan tingkah
laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau
yang menggembirakan dan menyenangkan. Kesehatan mental menggambarkan tingkat
kesejahteraan psikologis, atau adanya gangguan mental.
B. Konsep Sehat
Konsep kesehatan tidak pernah dapat
dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan
sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata
memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini
kemudian memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,
pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda
Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan
yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan.
- Menurut Pender
(1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai
dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0.
23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada awalnya, orang - orang mengira
bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya
orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada
akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi
masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan
William Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam
menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa
selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix,
dan Clifford Whittingham Beers.
C.
Pendekatan Kesehatan Mental
Mental
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan
pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi,
yaitu :
a) Orientasi klasik
Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam
dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik,
individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu,
seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “perasaan tak
sehat”, serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari.
Individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik
dan mental. Sehat fisik merujuk pada tidak adanya keluhan secara fisik, dan
sehat mental merujuk pada tidak adanya keluhan secara mental.
b) Orientasi penyesuaian
diri
Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri
adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk
yang sehat secara mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit
mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan
orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi
kepribadian individu secara utuh.
Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya
tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungannya. Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya dengan
tuntutan-tuntutan masyarakat tempat dimana individu hidup, masalah-masalah
hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian- pencapaian sosialnya.
c)
Orientasi Pengembangan Potensi
kesehatan mental
terjadi bila potensi-potensi kreatifitas, rasa humor, rasa tanggung jawab,
kecerdasan, kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga
mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya.
Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga
dapat dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Sumber :
|
Jumat, 06 Maret 2015
Kesehatan Mental
Minggu Pertama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar