Kelompok 8 (Alpukat)
Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06
Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
Pengaruh Kompensasi dan Iklim
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Elviera Sari
British International School
Pendahuluan
Sejalan dengan keterbukaan perekonomian
dan era globalisasi di dunia mendorong pemerintah Indonesia untuk membuka
kesempatan investasi seluas- luasnya bagi para investor dan pemilik perusahaan
asing, dan secara tidak langsung mendorong
datangnya orang asing ke Indonesia. Sebagian orang tua di Indonesia beranggapan
bahwa sistem pendidikan yang terdapat di Indonesia saat ini masih terlambat dalam mengikuti perkembangan
dunia sehingga mereka mengirimkan
anaknya sekolah di luar negeri agar dapat mengikuti kurikulum internasional.
Untuk mengantisipasi pemerintah
Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi Warga Negara Indonesia agar dapat mengikuti
pendidikan internasional diIndonesia. Sekolah internasional yang telah memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional menginginkan karyawannya
dapat tetap berada dalam organisasi sekolah selama mungkin. Untuk itu sekolah internasional
menerapkan beberapa cara yang bertujuan untuk mempertahankan karyawannya dengan
memberi kompensasi yang menarik, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan
dan kondusif, fasilitas lain yang dapat dinikmati karyawan selain kompensasi
tetap, dan memberikan rangsangan kepada karyawan agar dapat meningkatnya kinerjanya.
Untuk itu perlu diketahui faktor apa
saja yang menjadi faktor penentu kepuasan kerja karyawan dan pengaruh kompensasi
dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja merupakan
salah satu sikap karyawan yang perlu diciptakan di lingkungan kerja agar
karyawan dapat bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga menghasilkan kerja
yang optimal, secara spesifik pengaruhnya terhadap kerja yang kreatif (Amabile,
1998; Soeling, 2005). Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya
manusia karena akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja. Kepuasan
kerja dapat dilihat dari bagaimana pegawai bereaksi terhadap perubahan karakteristik
pekerjaannya. Job
Description Index (JDI)
dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dari lima hal yaitu pekerjaan itu
sendiri, supervisor langsung diatasnya, gaji, rekan kerja dan peluang untuk
promosi (Downey, 1975).
Luthan (1981) menyatakan bahwa kepuasan
kerja adalah tergantung kepada bagaimana persepsi individu seseorang dalam
melaksanakan tugasnya di tempat kerja sehingga bersifat subjektif bagi individu
yang merasakannya. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek pekerjaan
dan individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berkenaan
dengan perasaan seseorang tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan karyawan.
Dalam hasil Annual
Job Satisfaction Survey terhadap
para staf perusahan di Amerika Serikat menunjukkan
bahwa level tertinggi dari ketidakpuasan karyawan
berkisar seputar gaji, bonus, dan hubungan antara pembayaran karyawan karyawan dan
hasil kerjanya (Weldon,1999).
Kompensasi
adalah salah satu bentuk penghargaan suatu organisasi terhadap sumber daya
manusia yang terlibat di dalamnya. Manajemen kompensasi adalah salah satu
fungsi penting dalam manajemen sumber daya manusia. Sistem kompensasi yang
sesuai dan tepat dipercaya akan dapat meningkatkan motivasi, komitmen, dan
kontribusi sumberdaya manusia dalam organisasi. Pandangan ini sesuai dengan
pendapat Lockyer yang dikutip oleh Irianto (2001) yang menyatakan, “Sistem kompensasi merupakan bagian internal dalam hubungan industrial dan
mempengaruhi efektivitas hubungan
antara organisasi dan pekerja”.
Iklim
(climate) selalu dilihat sebagai descriptive concept yang tertuju
pada fakta tentang lingkungan. Iklim organisasi adalah suatu sistem sosial
yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal. Iklim
organisasi merupakan suasana kerja yang dialami oleh karyawan, misalnya
lewat ruang kerja yang menyenangkan, rasa aman dalam bekerja, penerangan
yang memadai, sarana dan prasana yang memadai jaminan sosial yang
memadai, promosi jabatan, kedudukan dan pengawasan yang memadai.
Hasil
A. Kompensasi
Dari
jawaban responden yang telah diolah dengan bantuan SPSS ditemukan bahwa
terdapat beberapa faktor penentu variabel kompensasi. Faktor penentu tersebut ditetapkan
berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban
responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil
penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi
kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan.
Kompensasi memiliki dampak signifikan bagi suatu organisasi untuk menarik dan
mempertahankan karyawannya sesuai dengan teori Bergmann (2002).
B. Iklim
Organisasi
Berdasarkan analisis data penelitian
dapat ditentukan faktor penentu variabel iklim organisasi berdasarkan nilai
persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang
nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari
variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja membuktikan
bahwa kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan
internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British
International School.
C. Kepuasan
Kerja
Faktor penentu variabel kepuasan kerja
ditentukan berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap
jawaban responden yang nilainya melebihi 50%
Hasil penentuan urutan faktor dari
variabel kepuasan kerja di atas membuktikan bahwa kebebasan karyawan untuk
mengembangkan keterampilan dengan kesempatan yang diberikan untuk mengambil keputusan
sendiri dalam pekerjaan memberikan kepuasan kerja,bagi karyawan terbaru.
D. Korelasi
Koefisien
korelasi dapat digunakan untuk mengukur asosiasi atau hubungan antar variabel.
v Variabel kompensasi (X1) terhadap
variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korela
sebesar 0,852. Koefisien
korelasi menunjukkan tingkat hubungan antara kompensasi dan kepuasan
kerja
sangat kuat dan positif, berarti semakin meningkat sarana kompensasi akan
meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
v Variabel iklim organisasi (X2) terhadap
variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korelasi
sebesar 0,714.
Koefisien korelasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan iklim organisasi dan
kepuasan kerja kuat dan positif berarti semakin baik persepsi karyawan terhadap
iklim organisasi maka kepuasan kerja akan meningkat.
v Variabel kompensasi (X1) dan variabel
iklim organisasi (X2) terhadap variabel kepuasan kerja (Y)
mempunyai koefisien
korelasi sebesar 0,883. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan tingkat
hubungan kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan sangat kuat dan
positif yang berarti
persepsi karyawan terhadap kompensasi dan iklim organisasi
baik sehingga kepuasan kerja akan
meningkat
vKoefisien determinasi atas sarana
kompensasi yang diterima dan iklim organisasi yang ada
memberikan nilai sebesar
77,97% terhadap kepuasan kerja karyawan, hasil tersebut di atas sesuai
dengan
pendapat Spector (1997) yang menyatakan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi
kepuasan kerja selain gaji dan fasilitas adalah penghargaan yang diberikan
kepada karyawan,
komunikasi, hubungan dengan teman sekerja, kondisi pekerjaan,
keamanan dan lain-lain
Kesimpulan
Hasil
penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi
kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan, sedangkan
hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi
lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang
diciptakan British International School. Penetapan hari kerja
sampai pujian dan penghargaan dari rekan kerja adalah respon yang paling
disikapi secara positif.
Hubungan
kompensasi yang diterima karyawan dan iklim organisasi secara bersama-sama
menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap kepuasan kerja.
Namun hubungan kompensasi terhadap kepuasan kerja lebih besar dibandingkan
hubungan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan
kompensasi dan proses balas jasa yang baik terhadap karyawan akan lebih
mendorong kepuasan kerja karyawan dibandingkan dengan menciptakan iklim organisasi
yang baik
Daftar
Pustaka
Sari, E. (2009). Pengaruh
kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16, 18-24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar