Tugas Minggu ke - 13
Penyesuaian Diri dalam Bekerja dan Waktu Luang
A. Penyesuaian Diri dalam Bekerja
Penyesuaian
diri adalah suatu usaha individu untuk
dapat merubah dirinya ketika mereka berada di lingkungan keluarga, sekolah dan
di masyarakat yang dapat ditunjukkan melalui aktifitas-aktifitas seperti: dapat
menguasai lingkungan dimana individu berada, penuh percaya diri, bersedia
menerima teman dalam kelompok, bersedia mengatasi masalah, dan bersedia
merencanakan sesuatu dengan pikiran.
Pada dasarnya, penyesuaian diri
memiliki dua aspek, yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
1. Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian
pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapainya
hubungan yang harmonis antara siapa dirinya dengan lingkungan kerjanya. Ia
sadar sepenuhnya siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan bertindak
objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan diri pribadi
dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa
atau tak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan
tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa
tidak puas, rasa cemas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian
Sosial
Setiap
individu hidup dalam masyarakat, dimana terdapat proses saling mempengaruhi
satu sama lain. Dari proses tersebut timbul pola kebudayaan dan tingkah laku
sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi,
demi untuk mencapai penyesuaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.
Dalam
dunia kerja ada 2 hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu karyawan dan perusahaan.
Seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya dengan pekerjaannya yaitu apabila terdapat
adanya kepuasan kerja.
faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi
termasuk kesempatan berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan. faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan menurut Kreitner dan Kinichi, yaitu:
a. Pemenuhan
Kebutuhan (need fulfillment)
pekerjakaan
memberikan kesempatan pada individu intuk memenuhi kebutuhannya.
b. Perbedaan
(discrepancies)
Kepuasan
merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari
pekerjaannya.
c. Pencapaian
nilai (volue attainment)
Kepuasan
hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual.
d. Keadilan
(equity)
Kepuasan
merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
e. Komponan
genetik (genetic components)
Kepuasan
kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. perbedaan sifat
individu kerja disamping karakteristik lingkungan pekerjaan.
Selain itu ada juga faktor penentu
kepuasan kerja yaitu:
a) Gaji/upah
Menurut
Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan
bagaimana gaji diberikan.
b) Kondisi
kerja yang menunjang
Bekerja
dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan (uncomfortable) akan
menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat
kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik
terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
c) Hubungan
kerja
·
Hubungan dengan rekan kerja
Ada
tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga
kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yag setengah jadi)
menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainya, misalnya pekerja konveksi. Hubugan
antara pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk
fungsional.
·
Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan
yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggangrasa
(consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejumlah atasa membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga
kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikkan antara pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya
mempuyai pandangan hidup yang sama.
B. Waktu Luang
Waktu luang adalah waktu sela
diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama. Tidak ada yang suka
bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita menginginkan pergi ke sendiri
dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional yang digunakan untuk waktu tidak
bekerja seperti itu liburan, secara harfiah berarti “waktu off bekerja atau
tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita memiliki waktu luang lebih
baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang menimbulkan masalah bagi banyak
orang.
Bagi sebagian orang, waktu luang
adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian lainnya waktu luang adalah saat
yang bagus untuk bertemu teman-teman atau bersosialisasi. Bagi sebagian lainnya
lagi, waktu luang sama dengan waktu kreatif.
·
Menggunakan Waktu Luang Secara Positif
Rata-rata
pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan hari libur, dan janji jangka
waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan.
Kebanyakan
orang menghabiskan begitu banyak waktu luang dan kegiatan di tempat kerja,
antara 30 dan 40 jam per minggu rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan
lebih dari 50 tahun menghabiskan berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan
rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan kegiatan dapat berkisar dari kegiatan
di luar ruangan, aktif, seperti berjalan dan bersepeda pencarian lebih pasif,
interior, seperti menonton televisi. Meskipun liburan disukai sedikit berbeda
menurut umur dan jenis kelamin, serta apa yang ada dalam mode, yang merupakan
aktivitas yang paling populer di kalangan populasi umum di urutan mengunjungi
kebun binatang dan taman, piknik, drive, berjalan atau berlari, berenang,
sightecing , menghadiri acara olahraga, olahraga bermain atau permainan,
memancing dan alam berjalan
Referensi
Keith, Davis, Jhon W. Newstrom,
1995. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi
Ketujuh, Erlangga, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar