tugas 1
MITOS
Mitos adalah
tradisi lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Mitos memiliki asal kata dari
bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan. Secara pengertian mitos
adalah cerita yang bersifat simbolik yang mengisahkan serangkaian cerita nyata
atau imajiner. Di dalam mitos bisa berisi asal usul alam semesta, dewa-dewa,
supranatural, pahlawan manusia atau masyarakat tertentu yang mana memiliki
tujuan untuk meneruskan dan menstabilkan kebudayaan, memberikan petunjuk hidup,
melegalisir aktivitas kebudayaan, pemberian makna hidup dan pemberian model
pengetahuan untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dijelaskan dengan akal
pikiran.
Contohnya : Dewi Padi
Dahulu kala di
Kahyangan, Batara Guru yang menjadi penguasa tertinggi kerajaan langit,
memerintahkan segenap dewa dan dewi untuk bergotong-royong, menyumbangkan
tenaga untuk membangun istana baru di kahyangan. Siapapun yang tidak menaati
perintah ini dianggap pemalas, dan akan dipotong tangan dan kakinya.
Mendengar titah
Batara Guru, Antaboga (Anta) sang dewa ular sangat cemas. Betapa tidak, ia
samasekali tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Jika harus dihukum
pun, tinggal lehernyalah yang dapat dipotong, dan itu berarti kematian. Anta
sangat ketakutan, kemudian ia meminta nasihat Batara Narada, saudara Batara
Guru, mengenai masalah yang dihadapinya. Tetapi sayang sekali, Batara Narada
pun bingung dan tak dapat menemukan cara untuk membantu sang dewa ular. Putus
asa, Dewa Anta pun menangis terdesu-sedu meratapi betapa buruk nasibnya.
Akan tetapi ketika
tetes air mata Anta jatuh ke tanah, dengan ajaib tiga tetes air mata berubah
menjadi mustika yang berkilau-kilau bagai permata. Butiran itu sesungguhnya
adalah telur yang memiliki cangkang yang indah. Barata Narada menyarankan agar
butiran mustika itu dipersembahkan kepada Batara Guru sebagai bentuk permohonan
agar beliau memahami dan mengampuni kekurangan Anta yang tidak dapat ikut
bekerja membangun istana.
Dengan mengulum
tiga butir telur mustika dalam mulutnya, Anta pun berangkat menuju istana
Batara Guru. Di tengah perjalanan Anta bertemu dengan seekor burung gagak yang
kemudian menyapa Anta dan menanyakan kemana ia hendak pergi. Karena mulutnya
penuh berisi telur Anta hanya diam tak dapat menjawab pertanyaan si burung
gagak. Sang gagak mengira Anta sombong sehingga ia amat tersinggung dan marah.
Burung hitam itu
pun menyerang Anta yang panik, ketakutan, dan kebingungan. Akibatnya sebutir
telur mustika itu pecah. Anta segera bersembunyi di balik semak-semak menunggu
gagak pergi. Tetapi sang gagak tetap menunggu hingga Anta keluar dari
rerumputan dan kembali mencakar Anta. Telur kedua pun pecah, Anta segera melata
beringsut lari ketakutan menyelamatkan diri, kini hanya tersisa sebutir telur
mustika yang selamat, utuh dan tidak pecah.
Akhirnya Anta tiba
di istana Batara Guru dan segera mempersembahkan telur mustika itu kepada sang
penguasa kahyangan. Batara Guru dengan senang hati menerima persembahan mustika
itu. Akan tetapi setelah mengetahui mustika itu adalah telur ajaib, Batara Guru
memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu hingga menetas.
Setelah sekian
lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan tetapi secara
ajaib yang keluar dari telur itu adalah seorang bayi perempuan yang sangat
cantik, lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera diangkat anak oleh
Batara Guru dan permaisurinya.
Nyi Pohaci
Sanghyang Sri adalah nama yang diberikan kepada putri itu. Seiring waktu
berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa.
Seorang putri yang baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi
bahasa, memikat semua insan. Setiap mata yang memandangnya, dewa maupun
manusia, segera jatuh hati pada sang dewi.
Akibat kecantikan
yang mengalahkan semua bidadari dan para dewi khayangan, Batara Guru sendiri
pun terpikat kepada anak angkatnya itu. Diam-diam Batara guru menyimpan hasrat
untuk mempersunting Nyi Pohaci. Melihat gelagat Batara Guru itu, para dewa
menjadi khawatir jika dibiarkan maka skandal ini akan merusak keselarasan di
kahyangan. Maka para dewa pun berunding mengatur siasat untuk memisahkan Batara
Guru dan Nyi Pohaci Sanghyang Sri.
Untuk melindungi
kesucian Nyi Pohaci, sekaligus menjaga keselarasan rumah tangga sang penguasa
kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak ada jalan lain selain harus membunuh
Nyi Pohaci.
Para dewa
mengumpulkan segala macam racun berbisa paling mematikan dan segera
membubuhkannya pada minuman sang putri. Nyi Pohaci segera mati keracunan, para
dewa pun panik dan ketakutan karena telah melakukan dosa besar membunuh gadis
suci tak berdosa. Segera jenazah sang dewi dibawa turun ke bumi dan dikuburkan
ditempat yang jauh dan tersembunyi.
Lenyapnya Dewi Sri
dari kahyangan membuat Batara Guru, Anta, dan segenap dewata pun berduka. Akan
tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi,
maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi
umat manusia.
Dari kepalanya
muncul pohon kelapa.
Dari hidung,
bibir, dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah-rempah wangi dan
sayur-mayur.
Dari rambutnya
tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum
Dari payudaranya
tumbuh buah buahan yang ranum dan manis.
Dari lengan dan
tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat;
dari alat kelaminnya muncul pohon aren atau enau bersadap nira manis.
Dari pahanya
tumbuh berbagai jenis tanaman bambu.
Dari kakinya mucul
berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela; akhirnya dari pusaranya muncullah
tanaman padi, bahan pangan yang paling berguna bagi manusia.
Versi lain
menyebutkan padi berberas putih muncul dari mata kanannya, sedangkan padi
berberas merah dari mata kirinya. Singkatnya, semua tanaman berguna bagi
manusia berasal dari tubuh Dewi Sri Pohaci. Sejak saat itu umat manusia di
pulau Jawa memuja, memuliakan, dan mencintai sang dewi baik hati, yang dengan
pengorbanannya yang luhur telah memberikan berkah kebaikan alam, kesuburan, dan
ketersediaan pangan bagi manusia. Pada sistem kepercayaan Kerajaan Sunda kuna,
Nyi Pohaci
Sanghyang Sri dianggap sebagai dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat
agraris. Sebagai tokoh agung yang sangat dimuliakan, ia memiliki berbagai versi
cerita, kebanyakan melibatkan Dewi Sri (Dewi Asri, Nyi Pohaci) dan saudara
laki-lakinya Sedana (Sadhana atau Sadono), dengan latar belakang Kerajaan
Medang Kamulan, atau kahyangan (dengan keterlibatan dewa-dewa seperti Batara
Guru), atau kedua-duanya.
Di beberapa versi,
Dewi Sri dihubungkan dengan ular sawah sedangkan Sadhana dengan burung sriti
(walet). Ular sawah dikaitkan dengan sang dewi dan cenderung dihormati, mungkin
karena kearifan lokal dan kesadaran ekologi purba yang memahami bahwa ular
sawah memangsa tikus yang menjadi hama tanaman padi. Di banyak negara Asia lain
seperti di India dan Thailand, berbagai jenis ular terutama ular sedok pun
dihubungkan dengan mitos kesuburan sebagai pelindung sawah.
LEGENDA
Legenda
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh si empunya cerita sebagai
suatu yang benar benar terjadi.oleh karena itu legenda sering kali
dipandang sebagai sejarah koletif(folkstory). Walaupun demikian
karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga
seringkali jauh berbeda dengan k isah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda
hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstrusi sejarah maka
legenda harus bersih dari unsur unsur yang mengandung sifat sifat folklor
Contohnya : Terjadinya Danau Toba
Pada jaman dahulu,
hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah
tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing
ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya
kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang
putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu
larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya.
Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh
kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi
isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan
menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi
syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia
seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah
kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.
Pada suatu hari
anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya
berkata: "dasar anak keturunan ikan!" Pernyataan itu dengan
sendirinya membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah
dilanggar.
Istri dan anaknya
menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air
yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah
danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba.
CERITA RAKYAT
Cerita rakyat
adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia.
Pada umumnya cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu
tempat atau asal uiasal suatu tempat. Tokoh tokoh yang dimunculkan dalam
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,manusia mauoun dewa.
Fungsi cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan
terutama yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yan g tidak
menyadari kalau negeri tercinta ita ini mempunyai banyak cerita rakyat
Indonesia yang belum kita dengar,bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut- ke mulut yang diwariskan secara turun menurun. Namun
sekarang banyak cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita
rakyat Indonesia bisa dijaga dan tida sapai hilang dan punah.
Contohnya : Keong
Mas
Kertamarta adalah
raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan
Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra
mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.
Tapi saudara
kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana, karena
Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek
sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra
kirana diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek
sihirpun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi
sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari seorang
nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya
pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut
tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena
sudah tersedia masakan yang enak-enak. Sinenek bertanya-tanya siapa yang
memgirim masakan ini.
Begitu pula
hari-hari berikutnya sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek
pura-pura kelaut ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah
menjadi gadis cantik langsung memasak, kemudian nenek menegurnya ” siapa
gerangan kamu putri yang cantik ? ” Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir
menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku ” kata keong emas,
kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun
melihatnya.
Sementara pangeran
Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun
mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya
tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati.
Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan
mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya
padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu
dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata
kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul
burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu
diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa
dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia
menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena
perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik
jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang
karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik
gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya
Raden Inu memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan
perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf
kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang
setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri kehutan, kemudian ia
terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan
Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang baik
hati itu keistana dan mereka hidup bahagia.