Selasa, 20 Oktober 2015

KEKUASAAN

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06




BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Sebagian masyarakat ada yang cenderung beranggapan bahwa hakikat politik adalah kekuasaan. Para politikus kemudian pandang sebagai orang yang pandai membohongi rakyat supaya kekuasaan yang ada padanya tidak lepas atau hilang. Sebagian lain mengatakan bahwa kekuasaan sebenarnya adalah amanat dari yang maha kuasa. Oleh karena itu berpolitik adalah pekerjaan yang selayaknya didasari keikhlasan dalam penghambaan yang tulus kepada yang maha kuasa. Politik walaupun harus dikaitkan dengan kekuasaan, tidak harus bersifat kotor tetapi justru suci demi mengatur atau menyelenggarakan tatanan yang adi demi kebaikan umat manusia. Kekuasaan tanpa tatanan yang adil pasti akan bersifat buas yang karenanya tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi kehidupan manusia, tetapi justru menimbulkan kerusakan.
Pandangan diatas mewakili persepsi yang berbeda tentang kekuasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita, atau mungkin juga masyarakat yang lain juga dimanapun. Selanjutnya, ketika kekuasaan diimplementasikan dalam kehidupan nyata (bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, dalam pergaulan antar bangsa). maka pilihan-pilihan harus ditentukan baik ketika menentukan sikap, mengeluarkan pernyataan, melakukan tindakan, atau menyusun kebijakan. Dari sini model dibutuhkan, setidaknya sekedar untuk memahami realitas dari implementasi kekuasaan yang ada. Tulisan ini mencoba membahas model-model kekuasaan yang ada, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, dengan ilustrasi dalam konteks keindonesiaan, guna memperoleh pemahaman tentang kecenderungan pola implementasi kekuasaan pada masyarakat kita.


   B.    Rumusan Masalah
          1.     Jelaskan definisi dari kekuasaan
          2.     Jelaskan sumber-sumber kekuasaan menurut french dan raven

   C.    Tujuan
   Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang kekuasaan serta sumber-sumber                   kekuasaannya.




BAB II
TEORI

   A.    Definisi Kekuasaan
kekuasaan atau power berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau merubah orang atau situasi. Kekuasaan dapat berkonotasi positif maupun negatif Secara umum dapat dikatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan itu.
Secara lebih lengkap, beberapa pengertian lain dari kekuasaan yang diungkapkan para ahli politik, sebagaimana diinventarisir oleh Budiardjo (1994 : 92-94) antara lain sebagai berikut :
a.      Kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan apapun dasar kemauan ini (Max Weber, Wirtschaft und Gesselschaft, 1992).

b.     Kekuasaan adalah kemungkinan untuk membatasi alternatif-alternatif bertindak dari seseorang atau suatu kelompok sesuai dengan tujuan dari pihak pertama (van Doorn, Sociologische Begrippen en Problemen rond het Verschijnsel Macht, 1957).

c.      Kekuasaan adalah kemampuan dari pelaku untuk menetapkan secara mutlak atau mengubah (seluruhnya atau sebagian) alternatif-alternatif bertindak atau memilih, yang tersedia bagi pelaku-pelaku lain (Mokken, Power and Influence as Political Phenomena, 1976).

d.     Kekuasaan adalah kemampuan untuk menyebabkan kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif melaksanakan kewajiban-kewajiban yang mengikat. Kewajiban dianggap sah sejauh menyangkut tujuan-tujuan kolektif, dan jika ada perlawanan, maka pemaksaan melalui sanksi-sanksi negatif dianggap wajar -- terlepas dari siapa yang melaksanakan pemaksaan itu (Talcott Parsons, The Distribution of Power in America Society, 1957).

Dalam setiap kajian mengenai konsep kekuasaan, terdapat suatu fenomena yang unik dimana kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain seringkali tidak disertai dengan kewibawaan, sehingga tingkat ketaatan dan kepatuhan seseorang sering 3 tidak dilandasi oleh kesadaran secara suka rela melainkan karena pemaksaan oleh instrumen atau alat-alat kekuasaan. Selanjutnya, jika pembahasan telah memasuki dimensi ketaatan atau ketertundukan seseorang atau kelompok terhadap orang atau kelompok lain, menjadi mutlak untuk diketahui tentang authority (otoritas, kewenangan) dan legitimacy (keabsahan), dua konsep yang tidak pernah bisa dilepaskan dari konsep kekuasaan.

   B.    Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven
Menurut French dan Raven (Gary A Yukl, 1994) mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan          yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
1.     Kekuasaan Ganjaran
Merupakan suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan, pujian,penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan seseorang pemimpinterhadap bawahannya
2.     Kekuasaan Paksaan
Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut merasabahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat menyebabkandijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman
3.     Kekuasaan Legal
Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang dalamkelompok atau hirarhi keorganisasian.
4.     Kekuasaan Keahlian
Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian ataupengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya menganggapbahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5.     Kekuasaan Acuan
Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yangtinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukansesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.




BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam arah yang  diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.





DAFTAR PUSTAKA

Leavitt, J Harold. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga
Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Pawito, DwiTiyanto, dan Prahastiwi Utari. 2003. Tinjauan Teoritik Model-Model Kekuasaan. Jurnal Masyarakat dan Budaya. VOL 5 No 2 Tahun 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar