Jumat, 06 Maret 2015

Kesehatan Mental

Minggu Pertama


Kesehatan Mental

A.    Orientasi Kesehatan Mental
        Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan “mental”. Kesehatan berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi fisik. Individu yang sehat adalah individu yang berada dalam kondisi fisik yang baik, dan bebas dari penyakit. Sedangkan “mental” adalah kepribadian yang merupakan kebulatan dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan perbuatan
         Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan menentukan tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau yang menggembirakan dan menyenangkan. Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan psikologis, atau adanya gangguan mental.
B.     Konsep Sehat
       Konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda
       Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
          Pada awalnya, orang - orang mengira bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan  William Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.

C.     Pendekatan Kesehatan Mental Mental
      Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
a)      Orientasi klasik
               Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “perasaan tak sehat”, serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari. Individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik dan mental. Sehat fisik merujuk pada tidak adanya keluhan secara fisik, dan sehat mental merujuk pada tidak adanya keluhan secara mental.
b)     Orientasi penyesuaian diri
               Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi kepribadian individu secara utuh.
             Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi              juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu                      dalam lingkungannya. Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya                  dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat dimana individu hidup,                            masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-                            pencapaian sosialnya.
c)      Orientasi Pengembangan Potensi
                 kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi kreatifitas, rasa humor, rasa tanggung jawab, kecerdasan, kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga dapat dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.





Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar