Suatu hari aku dan teman
ku berada di depan ruang guru, ketika itu kami sedang menunggu guru geografi
untuk mengumpulkan tugas. Tiba – tiba aku bertemu dengan seorang pria dan
kebetulan ia juga menunggu guru yang sama seperti kami. Selagi kami menunggu,
kami berbincang – bincang dengan pria tersebut. Pria tersebut bernama jhon,
setelah lama kami berbicara ternyata jhon adalah alumni SMA kami.
Beberapa lama kemudian guru yang kami tunggu pun datang.
Setelah kami mengumpulkan tugas, kami pun melanjutkan perbincangan kami dengan
guru geografi. Kami pun berbincang di kantin sekolah, banyak hal yang guru kami
ceritakan tentang ka jhon. Dari semenjak iya masuk ke SMA ini hingga lulus dan
diterima di universitas di daerah yogyakarta. Kami berbincang dengan asik
sekali hingga tanpa sadar bel masuk pelajaran berikutnya pun berbunyi.
Ketika kami ingin masuk kedalam kelas, ka jhon memanggil
ku dan ia meminta nomor handphone ku.
Setelah sampai dikosan
tiba – tiba ada nomor asing menelfonku,
“Haloo” begitu lembut nya
dia menyapa ku di telfon, lalu ku jawab “iya halo juga ini siapa yaa” dia
menjawab “ini ka jhon de yang tadi ngobrol sama kamu dan guru di kantin
sekolah” betapa senangnya hatiku ketika tau ka jhon yang menelfon ku. Kami
berbicara banyak hal di telfon, tanpa sadar kami sudah 2 jam menelfon. sebelum
ia menutup telfon ia bilang akan menjemputku besok usai pulang sekolah.
Keesokan harinya, setelah aku pulang sekolah aku melihat
ka jhon sudah menungguku di samping gerbang sekolah. Ia mengajakku untuk makan
bersama. Setelah sampai ditempat makan yang ia suka kami pun berbincang –
bincang sambil menyantap makanan kami. Tanpa sadar aku menyukai cara dia
berbicara, cara dia mendengarkan, cara dia memberi solusi kepadaku. Tanpa sadar
aku pun menyukai dia.
Semiggu
kemudian, aku dan ka jhon semakin dekat. Selalu ku lewati hari – hariku bersama
dia, dan semakin lama pula aku semakin nyaman di samping dia. “Ya allah apakah
aku mencintainya? Aku sedih bila ia tidak menghubungiku, walaupun hanya sebentar”
ucapanku di dalam hati sambil menatap wajahku di cermin
Keesokan
harinya iya mengajak ku jalan ke suatu air terjun yang indah sekali. Ketika aku
sedang duduk dan bermain air dengan kakiku, dia pun memanggil ku dan tiba –
tiba dia bilang “i love you” begitu
terkejutnya aku mendengar kata – kata tersebut, tanpa sadar aku bertanya “
maksudnya ka, aku ga ngerti” lalu dia menjelaskan “ sebenernya, kaka suka sama
kamu dari awal kita bertemu, semakin lama kaka semakin nyaman disaping kamu de.
Kaka seneng ngeliat kamu. Kamu mau gak kita melanjutkan hubungan lebih dari
teman” aku kehabisan kata – kata mendengarnya, aku heran, apakah aku harus
sedih atau senang mendengarnya, karena aku sudah menganggap dia sebagai
sahabatku. “haloo, gimana di terima gak cinta kaka ini? Ko malah begong” ia
membuyarkan lamunanku. Aku menjawab “ iya aku mau ka, aku juga suka sama kaka”
kemudian dia mengelus kepala ku lalu menjawab “ makasih ya sayang udah nerima
cinta aku, love you” betapa senangnya hati ku, sampai – sampai aku tidak bisa
menahan senyumku.
Setelah
seminggu kami berpacaran iya pun kembali ke yogya. Aku sangat sedih karna harus
berpisah dengan ia untuk beberapa bulan hingga ia libur dan kembali kesini. Aku
mengantar kan ia sampai ke terminal. Tanpa sadar air mataku pun turun, lalu iya
pun langsung mengelap air mataku dan bilang “ sayang maaf yaa, aku tinggal dulu
sebentar. aku janji kalo nanti libur lagi aku pasti kesini lagi. kamu jangan
sedih ya, jaga diri baik – baik, jangan nakal yaa disini” alalu aku bilang “ iya
ka, kaka juga jaga diri baik – baik yaa disana, jangan nakal, jangan ganjen
sama cewek – cewek ya” ucap ku dengan
nada menahan air “ iya sayang aku janji
“ jawabnya sambil menelus kepalaku dan bergegas naik ke bus.
Hari
berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Akhirnya
hubungan aku dengan jhon sudah mencapai
6 bulan. Mungkin ini waktu yang cukup lama untukku. Di bulan ke 6 ini rasanya
ada yang berbeda dengan ka jhon. Ia lebih sering berkumpul dengan teman – teman
fotografernya dibandingkan meluangkan waktu untukku. Aku tau mungkin dia sedang
senang berkumpul dengan teman – temannya. Akan tetapi setiap ia meluangkan
waktu untukku, ia hanya menjawab dengan singkat dan hanya sebentar saja.
“Ya
allah apa yang terjadi dengannya? Mengapa semuanya seperti ini, kemana ka jhon
yang dulu yang selalu ada untukku” ucapku di dalam hati sambil meneteskan air
mata. Rasanya aku ingin menyusulnya, tetapi tidak mungkin, yogya itu jauh
sekali bagiku. “apa yang harus aku lakukan?” ucapku hingga ku tertidur nyenyak.
Keesokan
harinya tidak ada kabar darinya. Aku telfon pun tidak di angkat, “ mungkin dia
sedang sibuk” pikirku. Dua hari berlalu tetap tak ada kabar darinya, aku
khawatir “apakah dia baik – baik saja disana?” aku telfon, aku sms, aku email,
aku kirim facebook, tetap saja tak ada respon darinya. Setiap malam aku
menangis memikirkan dia “kemana dia, mengapa dia menghilang begitu saja? Apa
salahku? Mengapa dia meninggalkanku?” begitu banyak pertanyaan yang
menghantuiku hingga akhirnya aku pun tertidur lagi.
Sebulan
sudah dia tidak memberikan kabar kepadaku. “ apakah aku akhiri saja hubungan
ini? apakan aku harus melupakan dia begitu saja? Aku tak mau terlarut dalam
kesedihan ini. Aku tak mau di hantui oleh perasaan sakit ini” tiba – tiba
handphone ku berbunyi dan membuyarkan lamunan ku. Ketika ku lihat ternyata dari
jhon. Perasaanku seperti di sambar petir, betapa terkejutnya hati ku. Entah apa
yang harus ku rasakan apakah marah atau senang. Begitu ku baca pesan itu, aku
sangat terkejut dengan apa yang dia katakan kepadaku “maaf ya udah bikin kamu
khawatir. maaf aku ga bisa jadi yang terbaik buat kamu. Mungkin kamu bisa cari
yang lebih baik dari aku.” Tanpa sadar air mataku pun pecah dan langsung aku
menjawab pesan itu “ kamu jahat. Kamu udah janji sama aku, kamu gak bakalan
tinggalin. Aku salah apa sama kamu sampai setega ini kamu tinggalin aku dengan
alasan yang gak jelas” tak kuasa aku
menahan air mataku. Sambil aku mencoba untuk menghapus air mataku dan mencoba
untuk melupakan semua kenangan indah yang pernah kita lalui.